He's Danger
Lalu memandang wajah tampan suaminya dengan penuh kasih. "Benarkah? Baiklah, tapi t
bergerak menghampiri anak sulungnya, lalu bertanya sembari meraih segelas
n nada yang sedikit enggan, "Cukup baik, Pa. Semua
harlie. "Kau tak mendapat
sebuah kotak bekal berukuran sedang berwarna cokelat teran
menjadi CEO sama seperti Papa," ungkap Louis penuh harap. "Aku tak ingin me
ih, Sayang," ucap Charlie. Ia lantas menarik pinggang Meggan, dan membawanya ke dalam pelukan yang
ga mengabaikan anak sulungnya y
perti sepasang anak remaja yang tengah dimabuk cinta. "Aku akan membangunkan Julia," ucapny
ekolah!" teriak Meggan sebe
, "Tidak!" Lelaki itu lalu b
-benar!" geram Charl
uis memang seperti itu sejak du
dak suka. Ada kekesalan yang dirasakan olehnya. "Ya, kau benar, Istr
+
tak punya hati sama sekali. Orang tuanya memang tidak pernah menyayanginya. Orang tuanya memang tidak pernah su
ngan kepribadian Louis yang pada dasa
i perusahaan besar. Kekesalan pria itu pun memuncak saat dirinya lagi-lag
t pun berhenti di depan pintu kayu bercat cokelat tua. Di depan pintu it
a untuk Julia yang ia beli dari sebuah pulau tropis di Asia Ten
r ini. Semua keputusan di keluarga mereka, harus diambil berdasarkan rundingan
gantungan pintu di depannya. Ia lalu masuk ke dalam kama
adiknya lalu mengguncang tubuh Julia dengan kencang. Tak ada cara yang paling efektif
a tes di sekolah, buka
atanya masih setengah terpejam, dan rambutnya terlihat berantakan. Khas orang yang baru ban
a untuk memberikan privasi. Menutup pintu rapat-rapat, lalu meninggalkan ruangan
engannya, dan Loui
+
anan pergi ke sekolah. Louis yang sedang fokus menyetir tak melirik sedikit pun ke arahnya,
tujuan mereka, sekolah Julia. Mobil hitam keluaran terbaru milikny
a datar ketika melihat anak-anak itu. "Kakak tak perlu repot-repot menjemputku nanti," ucap Julia dingin seraya melep
a di kotanya memang sedang kurang bagus akhir-akhir ini, membuat siapa saja akan tersera
sang ekspresi datar. Sifat masa
ah pulang sekolah, dan menunggumu di tempat ini
lah seperti yang ia lakukan saat ini pun, semata-mata hanya karena perintah ibunya saja
kursi pengemudi. Ekspresinya terlihat tak ingin dibantah. "Aku bilang tidak mau, artinya tidak, Kak!"
ga Peterson memandang sang gadis dengan tatapan heran. Namun, Julia mengabaikan semua tatapan penuh perta
seraya menatap punggung sang adik yang mulai menjauh d
galkan kawasan sekolah khusus perempuan di mana adik keciln
hati, tak akan mau mengan