He's Danger
juga usulan dari kedua temannya yang lain yaitu Fani dan Viola, Julia pun kencan dengan memakai riasan dan gaun
tak peduli percintaan ini merasaka
pendek di atas lutut. Sekalipun dia belum pernah pergi berkencan, apalagi harus memper
ada pada dirinya, dan bukannya Julia tidak mengikuti saran sang mama, hanya saja dia
nah memakai gaun panjang, dan itu pun hanya dipakainya sebanyak dua kali
sang sahabat. Pun dengan peralatan make up yang baru kali pertama ini, dia membelinya. Hana s
dasar, Julia pun telah siap untuk pergi berkencan bersama
ian bawahnya itu mengembang dengan indahnya. Rambut yang biasa ia gerai dengan bebas pun, kin
ang cantik dengan gaya berpakaian yang manis, menjadikan aura kecan
l yang membuat Julia
penampilan barunya. Ini jelas bukan gaya yang ia sukai dalam berpakaian sehari-hari. Julia yang terbiasa mengenakan celana panjan
u lebih senang memakai pelembap dan memakai bedak tabur di wajah. Untuk di bibir pun, dia hanya memakai pelembab bibir biasa. Akan tetapi, karena
i dengan penampilan yang serin
isex yang terkesan biasa saja. Namun kali ini, di
cob akan menyukai penampilannya yang seperti ini? Apa dia akan memuji Julia dengan baik? Membahas te
Tidak ditemani oleh siapapun, hanya sendirian saja. Semenjak masuk ke sekolah pendidikan khusus peremp
nya. Sebuah pesan dari Jacob yang berbunyi, 'aku akan menunggumu di t
hendak berpamitan dengan kedua orang tuanya. "P
e anak perempuannya yang duduk di lantai sambil memasa
sepatu berhak tingginya. Ia memakai sepatu kulit buaya yang b
berkumpul di ruang tengah. "Julia mau ke mana, Sayang? Kenapa terburu-buru sekali?" tanya Meggan ke san
ampiri anak perempuannya dan memperhatikan penampilan Julia dari anak ke ba
yum lebar. "Benarkah?" tanyanya gembira. "Syukurlah! Berarti penampilank
menepuk pundak anak gadisnya lalu berpesan, "H
lebar. "Aku jalan kaki saja, tak perlu diantar," ucapnya sambil
uis yang baru saja datang dari luar, berpapasan dengannya ketika hendak keluar. "Mau ke mana
ulu. Bye!" ucap gadis itu sambil
ambaian tangan adiknya. Mata hitamnya mengarah pada kepergian J
kepedulian yang tersisa untuk gadis yang berstatus sebagai adik perempuannya itu. Hanya ada kedeng
+
lu mengedarkan pandangan ke sekeliling. "Eh, benar taman ini, kan?"
inggir sambil memeriksa ponsel. Ada di mana Jacob? Ia su
s berkalung perak membalikkan badan dan menatap sang pelaku. Tampak seseorang sedang duduk dengan tenang di atas motor berw
uh tegap. Sosok di depannya kemudian membuka kaca depan helmnya, Julia
mpat. Itu Jacob, pemuda yang berkenalan dengannya di