He's Danger
sa. Ia bukannya tidak suka dengan kehadiran lelaki yang selalu d
an saliva secara perlahan, Jacob benar-benar tinggi. Sekitar 180cm? Tidak, mungkin lebih tinggi dari itu. "Sebenarnya
u merah saat mendengar ucapa
ertawa, sampai membuat Julia terpana di tempatnya berpijak. "Haha, yah ..
percakapan baru di antara mereka. "Mau ke sana?" tanyanya
menu. "Cokelat saja," balas Jacob yang berdiri di samping sang gadis. Julia merasa pendek sekali ketika bersebelahan
+
halnya dengan Julia dan Jacob. Keduanya malah sedang asyik menceritakan pengalaman satu sa
an kembali membeli dan memberikan salah satunya kepada Julia yang menerimanya dengan senang hati. "Jadi, apa cita-citamu?" tanya Julia sambil me
esar Jacob terangkat dan mengusap bibirnya dengan lembut. Julia membeku di tempat. "Ada noda es krim di sini," ucap Jacob,
air dari langit mulai berdatangan secara perlahan kepada mereka yang duduk di kursi taman. "Hujan?" gumam Julia
ket pria itu sudah menudungi kepalanya dari rintik hujan. "Pakai ini saja du
ulia. Jacob pun dapat melihat dengan jelas rona merah di pipi gadis yang berada di bawah naungan
sa diam sambil mengikuti langkahnya. Julia tak mampu berkata-kata, ia hanya menundukkan kepala dengan detak jantung
+
dan anak sulungnya. "Aku pikir anak itu akan terus bersikap dingin kepada kita
nya tertawa kecil, lalu mengiyakan perkataan sang
ia." Ucapan Charlie yang tiba-tiba itu terdengar seperti petir di siang bol
u!?" Louis jelas tak terima dengan keputusan sepihak yang d
melawan Papa?! Kau ingin Papa mencabut
ikan aset kekayaan kita?! Anak laki-lakimu yang sudah dewasa ini 'kan ada! Louis lebih
justru memilih Julia?! Jangan melaku
i sudah mutlak!" Charlie langsung berdiri dan meninggalkan
ia yang diutamakan. Selalu saja anak itu yang dibanggakan oleh kedua orang tuanya. Padaha
gan yang langsung mengomentari ucapannya. "Berhenti menghina adikmu, Louis," tegur Meggan dengan tegas.
oran yang sudah kau buat waktu itu! Jangan lagi ka
ut wajah datar. Dia tak terima dengan kenyataan yang menyedihkan ini, di m
nya. Hatinya sudah terlalu sakit mendapat perlakuan berbeda dari ayah sekaligus ibuny
an oleh mereka. Louis lantas beranjak menghampiri tangga, menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Sorot
sik Louis kepada diri sendiri. "Dan mengenyahka
kepada sang adik. Ini jelas bukan perbuatan hina, dia cukup yakin ini bukanlah d
menyenangkan selain