My Sunshine
anggil dalam rinai air mata yang kia
i pinggir jalan! Seperti anak kecil yang berlarian bersama teman-temannya, saling mengejar dalam sebuah permainan. Terjerembab karena tersandung sandal jepitku sendiri. Tidak perc
ka
dalam menghadapi permasalahan dan tenang dalam mencari jalan keluar. Bukan malah lari seperti
menyebut namaku dengan malu-malu, "Bia
a Galaxy. Dipanggil apa saja mau yang penting masih berkaitan dengan nama
an seangkatanku yang sudah langsung akrab sejak hari pertama bertemu. Tapi Mira
tan kita." setelah rasa malu dalam hati mereda, aku mengenalkan Mirah dengan P
h
emahamkan Prima kalau semua ini bukan permainanku sama sekali, bukan. Sumpah, demi Tuhan aku juga baru tahu tiga hari yang lalu dan mati-matian berjuang mencari waktu yang tepat untuk memberi tahu dia. Maksudku, diskus
u
ah Prima. Eh! Tapi kan, aku nggak tahu di mana rumahnya? Emmmhhh, yang penting ketemu saja dulu cincinnya, baru sete
ri cincin tunangan kami yang bertuliskan Catherine dan nyaris pingsan karena terlalu bahagia. Syukurlah, cincin itu dalam keadaan baik-baik s
*
ama sekali. Jangankan selesai, dihubungi saja susah. Semua media sosial deactive, begitu juga dengan contact-nya. The number you
jah segembira anak kecil yang menyimpan banyak es kri
, wh
at. Misalnya kelaparan dan hanya ada mall yang menyediakan banyak food court. Lagi pula, kenapa harus ke mall, sih? Kenapa
olah-olah aku anak TK, "Sekali-kali lah,
mp
ka jalan-jalan di mall? Masa dia lupa? Eh, lupa atau kurang memperhatikan? Apa pun itu, a
a mungkin aku menanggapi dengan sopan, "Ini suda
tidak berb
i kami sudah saling berbalas pesan di chat room. Di, dengan s
kali ini saja?" dari suaranya yang sendat-sendat, aku tahu Mommy menahan tangis tapi t
Dalam hidup ini, Prima adalah segala-galanya bagiku dan sekarang harus segera menemukannya kembali ke pelukanku. Meskipun harus
u harus beran
tungg
om, maa
*
ine's
kan dengan Figo. Daddy juga sudah menyetujui. Surat wasiat itu, d
ima, enam bulan yang lalu dengan maksud untuk
tah-mentah tapi tidak tahu
ng-ancang untuk memesan cincin kawin yang berarti tidak menutup ke
tan
Prima kalau ini bukan kesal
igo kalau Catherine juga tid
ma dan Mommy kalau Chaterine
eles
t mata dari hati ke hati sampai m
pemahaman dan kalau bisa menjalin kerja
dengan Prima sekaligus minta maaf karena se
ne: Good, the so
berbicara dari hati ke hati
dengan rapi oleh Mirah. Rasanya, ooohhh, rasanya seperti membaca diktat kuliah. Tapi inilah yang setelah tawaku berakh
penuh harapan, "Please, bantuin aku terus ya, Mir
yang masih bercampur dengan air mata, menguatkan. Sungguh, inila