icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Sunshine

Bab 7 Istri Figo

Jumlah Kata:1158    |    Dirilis Pada: 31/12/2021

Tidak perlu menghindar dari masalah, seberat apa pun itu terlebih Mama masih di Bali sampai minggu depan. Masa, membiarkan rumah kosong melompong? Ya, yaaahhh, walaupun setiap sore ada

pku tulus sambil melongokkan kepala ke pintu Breva, "Nant

ng coba hubungi Prima, kamu nggak usah dulu. Kasih dia waktu untuk menenangkan diri. Laki-laki nggak sama dengan kita, Cath. Merek

berpamitan untuk yang terakhir ka

ya, "Yuk, Cath. Hati-hati ya, k

inggalkan rumah kontrakan Mirah yang terlihat luas dan asri dengan banyak tanaman buah dan tanaman hias di bagian sam

h

emosi. Tidak, aku pun tak menilai Prima berlebihan atau semacamnya. Itu wajar, kok. Jangankan dia, aku sendiri pun shock berat dan jadi banyak berprasangka buruk dengan keadaan ini, sungguh. Sal

Mama memper

*

ntukku dengan wajah sumringahnya ya

ekkk

sudah dengan setia bekerja pada kami. Walaupun paruh waktu tapi tenaga Mbok Sum sungguh berharga. Tak terbayangkan, bagaimana j

apa adanya aku sekarang, tanpa basi-basi, "Ada tamu ya, Mbok?" tanyaku lag

. Tapi belum terlaksana juga karena kesibukan kerja yang padat. Memang, tinggal membayar jasa tukang taman namun jelas Mama tidak bisa memilih cara itu. Mama bukan tipe orang bisa pasrah atau menyerahkan begitu saja sesuatu yang

membawakan diri di rumah kami, "Iya Ndoro Al

u

erkabar melalui chat room terlebih dahulu, bukannya tiba-tiba datang seperti ini. Baiklah, baiklah. Siap

iap menjalankan Breva ke depan, ke garasi. Entah mengapa, tidak ingin k

a lagi, "Saya permisi ke belakang dulu ya, Ndoro Alit. Oh

atan. Apa yang kami ajarkan bisa langsung mencerna dan memahami dengan baik. Sungguh, ak

*

triiing

berdiri dan menyerang habis-habisan. Dengan kata-kata yang berupa umpatan, celaan dan makian, tentu saja. Bu

, "Ingat ya, sebanyak apapun uang kamu, kamu nggak akan bisa membeli rasa cinta. N

ternganga. Sungguh, padahal dia sampai menunjuk-nunjuk wajahku, lho. Tapi aku malah sibuk b

i dia menangis yang membuatku merasa aneh tapi setelahnya di menghapus air mata dan meledak, "Mbak boleh aja kata raya, berlimpah harta be

ar, se

apa,

Mirah dan teman-teman seangkatan. Adik angkatan, kakak angkatan dan setahuku belum ada yang menikah. Kalaupun ada, mana mungkin aku merebu

a, ya?" aku bertanya sesabar y

iri. Kalau tidak, mungkin aku sudah mengguncang-guncang bahunya, mengembalikan kesadaran walaupun hanya sekian persen. Itu

aku bertanya dengan menggunakan nada yang sepuluh kal

ng kenal tapi bisa-bisanya bersikap separah ini, seolah-olah aku yang telah bersalah. Seolah-olah aku sudah merusakkan kebahagiaan hidupnya.

n kotak tissue padanya, "Bisa Mbak

ingkan air mata dan membersit hidung. Merapikan kerudung

ri Mas Fi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka