My Sunshine
Tidak perlu menghindar dari masalah, seberat apa pun itu terlebih Mama masih di Bali sampai minggu depan. Masa, membiarkan rumah kosong melompong? Ya, yaaahhh, walaupun setiap sore ada
pku tulus sambil melongokkan kepala ke pintu Breva, "Nant
ng coba hubungi Prima, kamu nggak usah dulu. Kasih dia waktu untuk menenangkan diri. Laki-laki nggak sama dengan kita, Cath. Merek
berpamitan untuk yang terakhir ka
ya, "Yuk, Cath. Hati-hati ya, k
inggalkan rumah kontrakan Mirah yang terlihat luas dan asri dengan banyak tanaman buah dan tanaman hias di bagian sam
h
emosi. Tidak, aku pun tak menilai Prima berlebihan atau semacamnya. Itu wajar, kok. Jangankan dia, aku sendiri pun shock berat dan jadi banyak berprasangka buruk dengan keadaan ini, sungguh. Sal
Mama memper
*
ntukku dengan wajah sumringahnya ya
ekkk
sudah dengan setia bekerja pada kami. Walaupun paruh waktu tapi tenaga Mbok Sum sungguh berharga. Tak terbayangkan, bagaimana j
apa adanya aku sekarang, tanpa basi-basi, "Ada tamu ya, Mbok?" tanyaku lag
. Tapi belum terlaksana juga karena kesibukan kerja yang padat. Memang, tinggal membayar jasa tukang taman namun jelas Mama tidak bisa memilih cara itu. Mama bukan tipe orang bisa pasrah atau menyerahkan begitu saja sesuatu yang
membawakan diri di rumah kami, "Iya Ndoro Al
u
erkabar melalui chat room terlebih dahulu, bukannya tiba-tiba datang seperti ini. Baiklah, baiklah. Siap
iap menjalankan Breva ke depan, ke garasi. Entah mengapa, tidak ingin k
a lagi, "Saya permisi ke belakang dulu ya, Ndoro Alit. Oh
atan. Apa yang kami ajarkan bisa langsung mencerna dan memahami dengan baik. Sungguh, ak
*
triiing
berdiri dan menyerang habis-habisan. Dengan kata-kata yang berupa umpatan, celaan dan makian, tentu saja. Bu
, "Ingat ya, sebanyak apapun uang kamu, kamu nggak akan bisa membeli rasa cinta. N
ternganga. Sungguh, padahal dia sampai menunjuk-nunjuk wajahku, lho. Tapi aku malah sibuk b
i dia menangis yang membuatku merasa aneh tapi setelahnya di menghapus air mata dan meledak, "Mbak boleh aja kata raya, berlimpah harta be
ar, se
apa,
Mirah dan teman-teman seangkatan. Adik angkatan, kakak angkatan dan setahuku belum ada yang menikah. Kalaupun ada, mana mungkin aku merebu
a, ya?" aku bertanya sesabar y
iri. Kalau tidak, mungkin aku sudah mengguncang-guncang bahunya, mengembalikan kesadaran walaupun hanya sekian persen. Itu
aku bertanya dengan menggunakan nada yang sepuluh kal
ng kenal tapi bisa-bisanya bersikap separah ini, seolah-olah aku yang telah bersalah. Seolah-olah aku sudah merusakkan kebahagiaan hidupnya.
n kotak tissue padanya, "Bisa Mbak
ingkan air mata dan membersit hidung. Merapikan kerudung
ri Mas Fi