Never Move On
lia ketika aku sedang menyerahkan laporan yang dituga
melihat laporan seperti ini. Aku menyuruhmu membuat laporan proses dan hasil pelaksanaan
ex dan Nico yang se
n lebih baik." A
tidak, kau tidak akan bisa be
diam dan m
membuang waktuku dan
u lalu mening
ukan?" Ku dengar Dhea
ico?) pikira
u tahu dia tidak bisa melakukannya, karena itu juga akan berd
na wanginya?"
apa?" t
annya, apa dia harum sekali? Aku bahkan bisa menc
" Aku te
tampan." Kata Dhea seakan ba
ki laporan ku. Jujur saja aku sangat sedih dengan kata-kata kepala pe
buk hingga sudah waktunya kami pulang,
Bisik Alex ketika k
enyapa sebelum menjawabny
" Katanya. "Dia yang bertanggung jawab at
sudah sangat senang bisa bekerja disini, d
ico berjalan dengan beberapa orang di belak
mengerti, bahkan bersama Alex saja aku tidak berani terlihat begitu akrab, orang-orang akan me
uk pulang ke rumah, tent
memegang sekaleng bir begitu aku samp
eman," jawabku. "
ir di tangannya, "Hanya ingi
Ucapku tak
esal karen
?" tanyaku menunjuk
kan?" Ia bertanya.
Kataku. "Oh ya apa
"Tadi makan malam d
g tidak semangat untuk masa
ebagian lagi sudah sukses berkarir. Entah kenapa aku lamban sekali, semuanya berjalan sangat lamban,
tanya saat aku keluar kam
ini Nico cerewet, sangat berbandin
at kaleng bir dari kulkas l
ekali." P
ergegas membuka kulkas lagi untuk
leh, tapi apa k
a, hanya ingin terlihat frustasi
na aku bekerja di sana
rja di sana, kau direktu
Tadi pagi aku ingin memberitahumu,
kau bohongi dan ternyata kau adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja, malah aku
tidak ingin menolong mu, tapi tidak seharusnya aku ikut ca
pur, hanya lihat saja aku, itu hanya awalnya saja, dan aku a
ga ekstra jika ingin bertahan. Bagus kalau kau malah termotiva
bertemu teman-teman ku, dan a
ya mende
di sekertaris, Mitha menjadi seorang dokter dan akan segera men
k. Ia membuka sekaleng b
kan pekerjaan, aku memang payah." Kataku. "Aku iri, ku akui aku memang iri pada teman-temanku,
galaman memang hal yang sangat penting dalam
taku. "Tapi apa aku harus mendapatkan jodoh p
ksudmu?" Ni
yukaiku, kau juga tahu itu kan? Sejak kuliah memang dia meny
lahkan aku?" Dia melempar kalen
leng sedangkan aku masih belum menghabiskan aku kaleng pu
terdengar
seperti teman-teman ku. Mereka semua cantik, wajar saja jika mereka bisa." Kataku. "Tapi lihat ak
ya Nico sudah mulai mabuk, ia terdengar tidak jelas. "Kau
menyebalkan, saat mabuk juga tidak
enggoda Alex? Dia itu ha
a dia anggap aku serius. "Aku bahkan tidak cukup percaya dir
itu mantan kekasihku." Sambungnya. "Kau tahu seberapa hebat aku? H
situasi dan tempat." Gerutu
aki hebat," Aku yakin Nico masih ingin
helaian rambut ku, memberikan sensasi geli yg aneh di kulitku seo
undur dengan
gan perlahan ke permukaan bibirku, sebelum
idahnya masuk ke dalam mu
dan menjelajahi
ndahkan tangannya ke pinggangku, menarik leb
encegahku agar tida
ku yg sudah bebas dari cekalan Nico malah ber
, bisa-bisanya dia tertidur disaat seperti ini. Dia membuatku ter
dicium mantan oacar yang mabuk, "Astaga bodohnya, aku bahkan tidak mabuk, bisa-bisanya aku diam saja," Aku
ku terlalu lama sendiri, ini pasti hanya karena aku sedang sedih, dia ma