Dibuang Seperti Sampah, Kini Dicari
/0/30884/coverbig.jpg?v=4a77d47b55afc497dd9b8e9762d23874&imageMogr2/format/webp)
melihat suamiku, Teguh, melamar wanita lain dengan
estoran yang kami bangun bersama. Namun, Teguh hanya meng
annya, Selia, ke rumah kami dan mengus
mu," katanya dengan tatapan jijik, seola
Teguh dengan dingin. "Heru tidak punya Aya
amun, saat restoran Teguh di ambang kehancuran karena kebodoh
Aku sangat mencintaimu
gapku wanita licik yang menjebakmu. Malam itu,
a
Irawa
datang. Sebagai gantinya, aku melihat foto Teguh ber
kue yang baru dipanggang masih menempel di ujung jariku, ironi yang pahit. Di dalamnya, ada surat cerai ytaf saat dia mengangkat kepala dari laporan keuangan. M
ni, surat cerai kita." Suaraku datar, tanpa emosi, seperti membaca daftar
amu... bercanda, kan? Ada apa ini tiba-tiba? Apa Heru membuat masalah la
hati, membangkitkan kembali luka yang masih menganga dari semalam. Teguh
ukan itu maksudku. Aku hanya... tidak mengerti. Ada apa sebenarnya? Kita bai
bisik, tetapi setiap kata terasa seperti palu yang
an kita. Ini semua mimpiku, dan kamu bagian dari itu. Apakah ini tentang kontrak kok
ng? Setelah delapan tahun?" Otakku memutar kembali rekaman demi rekaman, setiap pengorbanan, setiap malam tan
m yang sempurna. Tanpamu, restoran ini tidak akan sama." Suaranya terdengar meyakinkan, seperti se
tasi restorannya. Aku hanyalah alat baginya, rese
memaksakan diri untuk tersenyum, senyum yang te
ual. Teguh, yang baru saja kutinggalkan di ruangannya, kini sedang tertawa renyah dengan Selia Rasyid. Rambut pirang Selia be
dan kini, tunangannya. Tunangan yang baru saja dilamar Teguh
tidak ada yang terjadi. "Teguh," panggilku, s
it terkejut melihatku. Wajahnya yang ceria langsung
l dan dingin, seperti menyapa reka
tatapanku tidak bergeser dari Selia. Perempuan itu bal
ahwa semua resep dan persiapan untuk menu Natal suda
t. "Apa maksudmu? Kamu ti
mati Risa bekerja selama ini. Aku yakin bisa menangani sisanya." Dia menatapku dengan tatapan meremehkan. "Resep-re
nnya. Aku hanya menatap Selia, tatapanku lurus dan tanp
kan sebuah transaksi bisnis yang menguntungkan. Teguh, di s
selama ini. Cinta? Harapan? Atau hanya kebodohan yang membutakan? Aku memikirkan Heru. Wajahnya yang kec
meninggalkan semua racun ini. Aku tidak akan membiarkan kebahagiaannya dikorbankan demi mimpi orang lain, terlebih mimpi yang menghan