Dibuang Seperti Sampah, Kini Dicari
Irawa
pelan di kursi belakang. Dia memeluk kotak makan siangnya yang masih penuh, kue ulang tahun
aranya serak. "Ayah... dia
Teguh, dengan segala karismanya, pernah begitu menyayangi Heru. Namun, seiring kesuksesan yang diraihnya, perhatiannya pada adikk
jahnya keruh. Aku tahu dia ingin Teguh ada di sana, melihatnya di panggung. Tapi Teguh
ang sederhana. Aku berbalik, menatap Heru. Matanya yan
inkan diriku sendiri. "Hanya saja, dia sangat sibuk." Aku meru
g tahunku," bisik Heru. "Dengan kue
di pangkuanku. It
Risa. Ada masalah pent
melihat fotonya dengan Selia. A
ya dengan sat
ancarkan harapan yang rapuh
gkin dia akan datang nanti malam." Kebohongan manis ini ad
meski masih terliha
gguk, memaksa hatik
ceritakan bagaimana Teguh pernah mengajarinya membuat crème brûlée. Setiap
Pukul sembilan malam.
l lewat, wajahnya berseri. Setiap kali mobil itu berlalu, bahunya meros
ku tidak mengantuk lagi. Aku ingin tidur." Suaranya sangat pelan,
kataku, memeluknya erat.
a, air matanya menetes di bahuku
r yang dulu sering Ibu nyanyikan. Aku menyalakan lilin di atas ku
mata, wajahnya keruh. Aku tahu apa yang dia minta. Dia memint
ak pernah lagi menyebut n
ku. Teguh Jais, pemilik Restoran Adiwangsa, melamar food vlogger terkenal Selia Rasyid di sebuah acara mewah. Sebuah foto menunjukkan Tegu
h desain khusus untukku, delapan tahun lalu, sebagai simbol pernikahan r
adalah hari yang sama. Bukan hanya dia tidak datang, d
di dalam dadaku, menghancurkan sisa-sisa harapanku. Tapi setelah ledakan itu,
dari daftar pertemananku. Tidak ada lagi yang perlu dili
akhir.