icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kebohongan Manis Sang Tunangan Setia

Bab 6 

Jumlah Kata:839    |    Dirilis Pada: Hari ini14:09

a

anggal yang seharusnya menjadi hari pernikahan saya, kin

ar negeri demi Habib. Dia bilang, "Kita akan membangun masa depan ber

erasa seperti

a? Kamu serius? Tapi sebentar lagi kan

n dibatalkan, Rita. Saya akan menc

saya, buku laporannya sudah saya kembalikan. Meskip

ya mencelos. Habib dan Hanan duduk di sofa ruang tamu, saling berdekatan. Hanan memegan

b, melirikku. Matanya tertuju

hu. "Hanya beberap

enyisakan rasa mual di perutku. "Kak Lea, apartemen ini teras

ah merapikan. Merapikan semua

keliling. "Oh, iya. Memang terasa le

gkat. Saya tidak ingin berlama-lama ada di sana. Sa

Lea. Dia pasti lelah." Hanan menatapku lagi, senyumannya semakin lebar. "Terima kasih banyak,

h membatalkan pernikahan. Dia sengaja memamerkann

. "Jika tidak ada yang lain, saya permisi dulu." Saya ingin segera

h? Aku hanya ingin berterima kasih. Atau mungkin, Kak Lea tidak suka m

h marah. "Lea, jaga sikapmu! Hanan hanya ingin be

erusaha menahan amarah yang memba

apa hari ini!" bentak Habib. "Ikut aku, kita ma

retku keluar dari apartemen

nan untuk Hanan dengan sangat teliti. Dia menanyakan

rikan saja... apa yang biasa kita makan.

era makan," ja

a salmon panggang," kata Habib kepada pelaya

n, senyum tulus kembali ke wajahnya. "

Kak. Tapi melihat Kak Habib perhatia

di depan saya. Perut saya terasa bergejolak.

aku nyaris berbisik, "Ka

nya langsung berubah

di restoran ini, tiga tahun lalu. Aku pernah masuk UGD karena itu." Saya ingat

anan, tapi melupakan ale

fkan aku! Aku benar-benar lupa. Aku akan minta mere

n di depan saya. Saya hanya menatap ke

dering. Itu nomor Bu Tari.

bersifat rahasia, kita akan mulai besok pagi. Pene

apa yang sedang saya bicarakan. Hanan memegang tangan Habib, kepalanya bersa

awab saya, "Saya s

u akan melaluinya. Oh, ya. Pernikahanmu... apa su

l dengan Hanan. Ada kilatan tekad di mata s

rdiam, menatapku. Habib mel

," kata saya, suaraku lantang dan jelas, cukup agar mereka

anya membesar. "Perg

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka