Rapat Penting Itu Hanya Dusta
/0/30792/coverbig.jpg?v=35ba9ddb3aaeaf1def33f385f5c63106&imageMogr2/format/webp)
alan, kakiku terjepit, dan darah m
dan mati, aku menelepon suami
ematikan telepon
angan ganggu aku!" bentaknya
mengira dia benar-benar sib
kan kemudian jauh lebih meny
retarisnya, Chika, terpampang foto ta
i: "Makasih Pak Bos sel
itu hanyalah menemani seli
murah daripada seekor k
elasan, Roni malah men
ah, jangan lebay," katanya ta
kahan kami yang ke-10, dia malah memberika
p su
cerai dan pengundur
ni ini, Roni
n aku tak bisa hidup tanpany
aku tidak akan pernah m
a
Zahr
ibuku yang tinggal di Bali. Suaranya hangat, penuh kasih sayang, d
Kamu akan kembali ke Bali?" tanya Bi
matang-matang," jawabku, mencoba
tidak pulang. Nanti kan kamu ada pekerjaan juga di sana, kan?" Ada nada
yum kecil.
pai, langsung kabari Bibi ya. Bi
h banya
ur haru memenuhi dadaku. Sudah terlalu lama aku tidak merasakan k
tu kamar terbu
ang asing, manis dan berlebihan, menempel di tubuhnya
pon?" tanyanya,
, jemari lincah menari di atas keyboard,
rusan menelepon, keinginan yang sudah lama tertahan. Tapi
ya menampilka
ahnya terdengar jelas. "Makasih banyak ya, Pak Roni. Kucingku
juk. Roni buru-buru menjauhkan ponsel dari telinganya, menekan tom
enghadapku. Aku hanya diam. Berdebat
akanku tenang, seolah tidak ada yang terjadi. Kemudian, aku beranjak ke dapur, mengambil gelas,
di sofa ruang tamu, mengambil ma
ari-cari sesuatu. Tidak ad
yanya, suaranya terdengar tida
cuma bikin untuk dirik
adi aneh. Kata terapisku, mungkin itu stres pasca trauma. Kamu har
cara seperti ini. Roni selalu begitu. Dia selalu puny
yukur, Roni? Aku hampir mati di jalan tol yang sepi itu. Kakiku terjepi
mbentak, matanya memancarkan kemarahan. "Rapat deng
Aku benar-benar berpikir dia sedang rapat penting, hingga
kali, dua kali, tiga kali. Tidak ada jawaban. Panggilan keempat, teleponnya mati. Aku mencoba lagi, tapi teleponnya sudah tidak aktif. Aku ingat bagaimana rasa t
Instagram Chika, di fitur 'Close Friend'. Sebuah foto tangan Roni yang memegang
rdengar. "Itu kamu bilang rapat penting? Menema
hnya pias. Dia tid
akhirku. "Saat itu, aku sadar. Nyawaku tidak lebih
ng.
an gugatan cerai," lanjutk
saja membahas itu? Kamu pikir aku akan membiarkanmu pe
jalahnya ke meja,
rusahaanmu. Aku yang mendesain semua proyek besar, Roni. Aku yang bekerja siang malam d
icarakan ini baik-baik!" Roni mencoba
oni. Semua su
an mata berapi-api. Dia tahu aku sudah me
ergetar. Aku hanya memejamkan mata. Aku tidak peduli lagi
gi dan pasta gigi ke dalam tas kecil, meletakkannya di atas koper
berdering. Sebuah pe
da di bar dekat kantor. Jangan lu
membuncah. Dia pikir aku masih istriny
ponselku kembali berder
lama! Jangan membuatku menunggu, kamu tah
u sangat lelah. Aku ingin tidur. Tapi aku tahu,
mpat tidur. Aku akan menjemputnya.