Bukan Cinta, Hanya Perjanjian Utang
h amplop cokelat tipis, yang isinya bukan laporan keuangan perusahaan, mela
a meninggal dua tahun lalu karena sakit. Riani bekerja sebagai desainer grafis lepas yang c
ggu Adhit adalah ba
inya yang dulu bangkrut, yang entah bagaimana, Riani masih merasa bertanggung jawab untuk menanggung sebagi
am Adhit. "Pasti i
erkait dengan hutang ini), maka cara tercepat untuk mengakhiri pernikahan ini adalah dengan melun
a yang matang. Ia akan memberikan Riani uang dalam jumlah yang sangat besar, cukup untuk melunasi hutangnya dan memberi
n masalah yang pali
ang kerja yang ada di lantai bawah. Ini adalah pertama kali
engan sopan. Ia mengenakan blus krem dan celana panja
ku?" tanya Riani, be
Tutup pintunya,
gah meja, Adhit meletakkan sebuah map merah. Map itu berisi cek kosong yang
asi. Ia langsung m
ata Adhit, nadanya tenang, tid
tanda bahwa ia terkejut dan terganggu. Ia
balas Adhit, tidak merasa bersalah. "Kau adalah teka
ku sudah bilang, aku tidak bu
us kau lunasi, dan mungkin sebagian yang kau tanggung sendiri, sangat signifikan. Aku sudah hitung. Dengan angka ini," Adhit menunjuk ke cek
rus-lurus. Ia menunggu Riani menunjukkan
bagai gantinya, kau tanda tangani surat cerai. Kita akhiri sandiwa
tu. Ia hanya menatapnya, se
t," jawab Riani, suaranya
kan terkejut, berterima kasih, atau bahkan histe
ran. "Aku menawarkan kebebasan finansial untukmu. Ka
ri penderitaanku, Mas Adhit. Dan asumsimu salah,"
bicara jujur. Ya, aku punya tanggung jawab finansial. Tanggung jawab, bukan hutang y
i sini karena janji lain, Mas Adhit. Janji pada Ayahmu. Janji itu
dak. "Komitmen? Komitmen apa yang lebih pen
dia mau aku melunasi hutangku dengan hartamu. Dia memintaku menikahimu karena dia mau aku memberimu waktu, memberimu kestabilan, dan
h itu. Ia selalu melihat Riani sebagai pelaku
Adhit. "Aku tidak butuh kau menjadi t
Ibu bertanya tentang anak," Riani membalas, nadanya menusuk. "Mas Adhit, kau hanya ahli dalam b
ap merah itu kemb
iani menggeleng. "Jika aku mengambil uang ini, aku melanggar janjiku pada Ayahmu. Dan aku akan menj
gambil uang itu, semua asumsi Adhit akan terbukti benar. Tapi dengan menolak, Riani membu
cak. Senjata utamanya, uang, tida
dengan pria yang membencimu, hanya demi janji yang
bahwa janji itu tidak ada harganya. Janji itu mahal. Aku harus membayar dengan harga diriku, dengan w
kapan?" d
engatakan, 'Sudah cukup, Nak. Kau boleh
telak. Riani telah menjebaknya dalam janji
gan Kiara?" tanya Ad
kut campur. Tapi ingat, Kiara sudah melihatku. Dia tahu aku ada di sini. Jika kau ingin kembali padanya, kau
s menyelesaikan pesanan desainku. Jangan khawa
, dicela, dan yang paling parah, ia merasa bodoh. Riani bukanlah wanita serakah. Di
rkannya ke sudut ruangan. Ia tidak tahu harus berbuat ap
erisolasi. Kiara tidak bisa ia temui.
menghubungi
tahu tentang janji itu. Apa yang Ayahku minta dari Riani? Kapan itu terjad
ri, teka-teki Riani tidak bisa dipecah
kembali ke kamarnya. Dia tidak langsung bekerja. D
sa menyelesaikan semua masalah finansialnya, memungkinkan dia
ng itu, dia akan kehilangan martabatnya di mata Adhit, d
buat dua tahun lalu, di rumah sakit, di hadapan
a, dia akan kehilangan segalanya kalau tidak ada yang menahannya. Nikah
fakta itu di depan Adhit, karena ia tahu Adhit akan lebih patuh pada perintah Ayahnya daripada permohonan
jangkar bagi Adhit,
gi. Tapi bagaimana caranya membuat pria seego Adhit sadar
il. Di dalamnya, ada foto lama. Foto dirinya dengan almarhum suaminya. F
ni, memeluk foto itu. "Aku akan mene
rja. Ia harus melunasi hutang almarhum suaminya dari keringat
lihat cahaya dari kamar Riani. Ia melihat bayangan Riani di balik ti
dia adalah wanita yang sangat berbahaya. Dia memegang
lu, apa yang bisa Adhit tawa