Bukan Cinta, Hanya Perjanjian Utang
isnisnya yang paling berpengaruh, seorang pengusaha properti bernama Pak Herm
membawa bom waktu. Ia harus terus waspada, memastikan R
ereka di mobil. "Ini bukan lagi soal keluarga. Ini soal jutaan d
gnya di bahu, menoleh. "Aku tahu etika sosia
"Di sana akan ada banyak orang pentin
Ia menyesal begitu kata itu keluar dari
ada jeda singkat s
saja pada bisnismu," kata Riani. Sama sekali ti
nya, "Siapa Kiara?" atau menunjukkan sedikit rasa tidak suka. Tapi Riani
Adhit dan Riani langsung menjadi pusat perhatian. A
gin melindungi Riani, melainkan karena ia ingin memamerkan bahwa pernikahan
i biasa, ia menampakkan senyum yang mem
menyambut semua orang dengan sopan dan ramah. Ia tidak banyak bicara,
k sekali," kata Pak Herman, sa
jawab Adhit, berusa
ima kasih, Pak Herman
enjalankan perannya dengan sem
ak Herman, Riani berdiri sedikit di belakangnya,
at. Gaunnya mewah, riasannya tebal, dan mata
nya, menyapa Adhit dengan nada yang terlalu akr
elah Kiara pergi, sebelum ia dijodohkan dengan Riani. Karina adala
ma kasih," ja
rambut hingga ujung kaki. Tatapan itu adalah t
engantin yang seharusnya?" Karina berkata dengan nada tinggi,
a malu. Karina baru saja merusak sa
a bicaramu,"
an, Adhit. Kau yang seorang perfectionist mau menikahi janda yang..."
an karena ia peduli, tapi karena ia
ni adalah is
ama sekali tidak hilang dari wajahnya. Riani melangkah sedikit
dak ada amarah, tidak ada ketakut
i Mas Adhit. Mengenai masa laluku, aku tidak melihat itu rel
lihat tatapan Adhit padamu. Dia bahka
ghindari tatapan Riani karena merasa
ada citra. Kalau kamu tidak bisa memberinya image yang sempurna
li ini, senyum itu sedik
padamu. Tapi aku tahu satu hal, Karina," Riani maju s
rnikahannya sekarang adalah padaku. Dia bisa saja mencari wanita lain dengan image yang sempurna, tap
rinya sendiri. Dia membela Adhit, mengubah penolakan Adhi
k menyangka Riani akan me
ni tidak hanya menangkis. Dia mengubah hinaan menjadi pujian untuk Adhit.
emberikan ketenangan yang dia butuhkan, bukan drama yang dia h
kata-kata ini. "Baiklah. Aku hanya berharap kebahagiaan itu berta
urusan masing-masing, tapi bisik-bisik yang tersisa a
k Riani menjauh dari kerumunan
t, nadanya tidak lagi marah
Sandiwara yang sempurna. Karina mencoba merusak citramu di depan Pa
Dan kau tidak perlu berboh
jawab. Itu benar, kan? Kau setia pada janji Ayahmu dan bertanggung jawab atas pernikahan ini. Dan kau bisa l
mang tidak berbohong. Dia hanya memutar fakt
rang lain merusak citra kita, kau juga harus berhenti bersikap dingin di depan umum. Aku mem
hit, sang pemberi perintah, kini menerima kr
ku. Dan kali ini, tunjukkan sedikit kehangatan di w
Ia tidak bisa membantah logika Riani. Riani telah mem
is. "Tapi jangan ang
. Hanya bisnis yang harus diselesaikan,"
rasa kaku di wajahnya. Riani dengan lembut menyentuh lengan Adhit sa
Riani mendengarkan obrolan bisnis dengan penuh perhatian. Eksp
rtarik pada proyek kami,
, dia... dia memang
proyek ini memiliki potensi jangka panjang, terutama di segmen mid-low yang pasarnya be
tahu obrolan mer
banyak tentang pasar?"
embaca materi Mas Adhit yang bersera
egonya. Riani, yang ia anggap wanita rumah t
dapatkan istri cantik, tapi juga o
efinisikan. Ia sudah menetapkan Riani sebagai 'musuh' yang mudah ditebak
tidak sedingin sebelumnya. Ada lapisa
isis pasar?" tanya Adh
enjawab, menatap k
'sedikit'. Kenapa kau tida
i pertama, Mas Adhit. Aku tidak perlu menghabiskan energiku untuk mengubah kesimpu
iani kembali menunjukkan sikap pasif-agresif yan
Adhit memasuki kamarnya, tapi ia tidak bisa tenang. Ia membuka lap
anda, hu
ak ada skandal, tidak ada berita negat
Riani. Jika ia ingin mengalahkan Riani dal
lai terasa samar, digantikan oleh rasa penasaran yang terus tumbuh. Ia tidak lagi membe
or, ia melihat Riani sudah duduk di ruang ta
u Mas Adhit tahu. Aku tidak mau dia berpikir aku menikahinya demi menutupi h
ar kata-kata kunci: hutang, melunasi
di tangga. Ia segera memutus
u kau sudah di sini," Riani ber
g menjelaskan mengapa Riani bersedia menikah: hutang. Tapi R
tanya Adhit, n
Adhit. Itu urusanku. Dan aku sudah bilang,
rena itu! Itu sudah jad
i hutangku. Dan aku akan mempertanggungjawabkan keduanya secara
asaran, dan kekaguman yang sama
ekarang. Berapa pun. Asal kau
kan dengan uang, Mas Adhit? Tidak. Hutang ini adalah tanggung jawabku. Dan aku akan menyele
dapur. Ia meninggalkan Adhit berdiri di tengah ruang tam
begitu mati-matian menyembunyikannya. Dan yang paling mengganggu, kenapa Riani lebih memilih un
memberikan Adhit teka-teki yan