Bukan Cinta, Hanya Perjanjian Utang
hir pekan berarti kewajiban. Dan kewajiban terbesar sekarang adalah m
terogasi, apalagi sejak dia memba
npa menoleh. Dia sedang mengancingk
abu muda, sangat sederhana. Tidak mencolok, tapi tetap elegan. Itu membuat Adhit sed
ab Riani. Dia berdiri d
rbesar kita. Ibu akan mengawasimu, mengawasi setiap gerak-gerikmu. Jangan sampai
u tugas sandiwaraku. Senyu
hanya perasaan Adhit saja. Tapi kelelahan itu cepat hi
emikirkan bagaimana cara menghadapi ibunya, Sasmita, yang pasti sudah menyiapkan rent
ni tiba-tiba mem
, sedikit ter
kan jika Ibu bertanya te
enyipit. "Apa? Kau takut melan
ban yang bertentangan dengan ceritamu di depan Ibu. Itu bisa meru
aja kita masih penyesuaian. Bilang saja aku... aku terlalu sibuk denga
. Aku catat," Riani mengangguk, la
us mencatat seperti sedang menghadiri rapat dewan dir
sa hangat-terlalu hangat. Begitu masuk, Riani l
karang jadi menantu Ibu. Kamu membawa ketenangan," ujar Ibu Sasmita, me
a ketenangan. Karena Riani itu selembar kertas ko
anggukan kaku. Pak Dirgantara hanya tersenyum tipis,
iap kali Ibu Sasmita melihat, Riani dengan cepat meletakkan tangannya di atas tangan Adhit yang tersembunyi di b
n dimulai begitu hid
k sup tom yam karena Adhit bilang kamu suka mas
ernah tahu makanan kesukaan Riani.
ai sekali memasak," jawab Riani, melirik Ad
suami yang perhatian. Ia menyadari betapa mudahny
an garpunya, tatapannya beralih dari Riani ke Adhit,
n itu... ya, Ibu tahu itu urusan perusahaan, tapi Adhit butuh keamanan.
anyaan yang paling ia takuti. Itu berarti, Ib
alasan klise seperti "masih sibuk," atau
lembut, tidak defensif sama sekali. Dia bahkan meraih tang
ang sangat menghargai perasaanku. Dia tahu aku baru saja kehilangan, dan dia tidak mau terburu-buru. Di
engan mata penuh adorasi palsu yang mem
t menghargai kesabarannya. Kami sedang dalam tahap penyesuaia
o
ia juga mengubah Adhit menjadi suami yang sangat baik, penuh pengertian, dan mengho
kalau kamu bersikap dewasa seperti itu, N
uk. "Ya, bagus Adhit. Itu yang
Ia tidak bisa membantah. Jika ia membantah, itu berarti ia mengakui bahwa ia adalah pria dingin yang tidak menghormat
a ini benar-benar lihai. Dia menggunakan aturan Adhit (yaitu menja
setiap kali dia tertawa kecil menanggapi lelucon Ayah, Adhit merasa Rian
i sekali lagi. "Kamu itu memang menantu terbaik, Riani. Sab
tersenyum da
na dingin kembali memenuhi ruang. Adhit mena
suaranya rendah dan berbahaya. "Kenapa ka
g. "Aku hanya mengikuti instruksimu, Mas
olah aku pria suci yang sangat menghormatimu! Sementara kau ta
antai. "Kau yang membuat aturan jarak, Mas Adhit. Dan di depan Ibu, aku hanya membenarkan atur
bil, tapi ia segera mengendalikan diri.
hatku sebagai pria yang baik agar kau mendapat simpati d
rcaya bahwa kau bersikap baik padaku, maka Ibu tidak akan terlalu sering mengganggu kita untuk
t baik, Riani sebenarnya melindungi batas yang telah mereka sepakati. Dia melindungi
a menerima bahwa ia 'd
"Aku tahu kau punya motif. Warisan itu. Aku tahu kau past
rtamu. Kau bisa memercayainya atau tidak. Itu bukan urusanku. Tugasku hanya satu: menjadi istrimu di depan mata pu
membuat diriku tidak terlihat'? Dengan membuat alasan bahwa kau menghormatiku, a
ap kali Adhit menyerang, Riani membalasnya dengan logika d
anis lagi di depanku," Adhit akhirnya berkata, nada
Aku hanya bersikap sopan," Riani mengoreksi. "Sama
rnya tanpa menoleh. Ia benci wanita itu. Ia benci fakta bahwa Riani, dengan ketenangan dan logikanya, membuatnya
dur. Ia meraih ponselnya, mencari nama Kiara. Ia harus bicara dengan Kiara. H
menghindari semua drama ini. Adhit
tapi rasa sakit itu ada. Itu sakit, bukan karena Adhit memarahinya, tapi karena Adhit benar-benar tidak melih
tor. Menjadi istri palsu adalah pekerjaan kotor. Tapi janji itu terlalu besar untuk dilanggar. Janj
memeriksa pesan. Ada pe
Aku dengar kamu menikah. Me
baik. Ada urusan mendesak yang ha
k ada yang akan mengerti betapa beratnya berada di s
Rumah ini terasa seperti penjara emas. Dia punya segal
s. Itu adalah satu-satunya momen nyata hari ini. Dan dia harus melindungi mome
a Adhit di mobil: "Aku tahu k
tuk Adhit. Ironisnya, ia berada di sana untuk menyelamatka
lakukan secara daring. Dia adalah seorang desainer grafis lepas, dan dia harus terus bekerja. Dia tidak mau mengambil uang Adhit, bukan karena ge
Adhit tidak bisa tidur. Ia bangkit, menyalakan televi
untut apa-apa, dan selalu bersikap logis. Adhit sudah terbiasa berhadapan d
ustru berubah menjadi perangkap yang cerdas. Perangkap yang membuatnya terlihat ba
melewati koridor gelap. Tujuannya a
melihat celah cahaya dari ba
menangkap suara apa pun. Yang ia dengar hanyalah ke
ika dia sekarang istri dari Adhitama Dirgantara?
n tahu apa yang Riani lakukan di sana, sendirian, se
, ia teringat lagi pada peraturannya sendiri.
melanggar aturannya sendiri. Ia
, ia meminum air dingin dan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa Riani hany
, telah berhasil menciptakan konflik baru: konflik di benak Adhit, yang mulai bertanya-tanya tentang siapa
ntuk pertama kalinya, ia tidak hanya marah. Ia mulai penasaran.