POLAROID LOVE Istri Kesayangan Guru BK
merasakan ada seseorang yang
lebar. Menatap sosok yang kini berdiri di
besar, berbinar penuh kejutan saat tanga
elumnya lenyap seketika saat ia mengenali suara itu. "Nara?!" Nam
gkan. "Eh, ini beneran lo, Queen?!" Nara hampir tidak percaya, senyumnya berk
ma lebarnya, "Nara, lo sekolah di sini?!" tanyanya, matanya bergerak k
olah di sini,
angan bilang kalau sekolah baru ya
sekolah baru g
satu sekolahan dong sekarang?!
ngan cepat dan bersemangat sambi
men juga di sekolahan ini," ujar Nara. Binar keba
s Lo di mana?
nya. Kemarin Gue lupa nggak nanyain kelas gue di mana," keluhnya dengan nada lesu. Nara
di mana Lo bilang lupa sama nama kompleknya. Ditanya nama sekolah Lo lupa nama sekolahnya
ap tengkuknya. Sepenuhnya membena
bakal bantu
berapa?"
dua belas,"
aja sama salah satu Wali Kelas dua belas. Siapa tah
rumah tadi berangsur hilang tatkala ia bertemu dengan Nara. Teman barunya yang berhati l
yaknya Nara anaknya baik dan tulus, gue bisa temenan sama dia'. Gumam Q
mereka masuki setelah sebelumnya mengucap salam dan dipers
, Nara?"
ini. Dia mau tanya ruang kelasnya di sebelah mana, soalnya dia belu
ari luar kota itu, ya?" Tanya seorang guru perempuan
" Queen m
nti Ibu antar kamu ke kelas sambil kamu perkenalan diri s
, "Nara juga nanti satu kela
nya, yang tampak tersenyum sumringah sambil mengangguk, mem
Queen kembali menoleh ke arah Bu
anggila
," sah
pelajaran olahraga, kamu belu
uk dulu di sini, Ibu mau ambilkan seragam olahraga buat kamu. Tunggu sebentar, ya!" Uca
u," sah
ah menuju sofa, lantas mendudukkan dirinya di so
ara, Dia menepuk permukaan sofa di
masuk bunyi. Gue duluan ke kelas aja, ya! Lo kan nanti ke kelasnya
anggukkan kepalanya. "Iya, Nara!
leh sejenak sesaat sebelum ia keluar dari pintu ruang guru hanya untuk sekedar
nya karena Nara sering dicap gadis cupu karena penampilannya yang apa adanya. Itulah sebabnya Dia terli
ada beberapa guru juga yang sibuk di mejanya masin
ah yang lama, udah gurunya pada tua-tua nggak enak dipandang, pada nggak asik pula. Hmm... Kayaknya gue bakal betah nih sekolah
ia membawa sebuah paper bag besar berwarna p
ran usia di atas dua puluh tahun di bawah dua puluh li
anita itu. "Ini seragam buat kamu!" Ujarnya
gam kejuruaan, sama satu set seragam batik. Ada atribut s
tip isinya sembari mendengarkan apa ya
rima kasih!
ggu sebentar!" Bu Rina membalikan badannya, menghadap ke arah sebuah lemari yang berisi banyak sekali buku-buku. Entah buku apa saja, tapi seper
seorang mengucap salam dari arah pint
di antara celah meja Bu Rina dengan meja yang ada di depannya saat melihat laki-laki yang mirip dengan orang yan
a mereka tidak baik, itulah sebabnya
a dia ambil dari lemari. Ia tertegun, "Lho, anak itu mana?" Gumamnya sambi
asih teronggok di atas meja. "Paper bag-nya masih di sini, tapi kok anaknya nggak ada?
menengokkan kepalanya ke kiri dan
n tatkala melihat rekan sejaw
Devan. Tadi dia ada di sini, ti
lihat nggak
na? Siapa?"
suk hari ini, Saya mau ngasih buku paket ini sama dia. Eh, pas saya nen
menangkap sesuatu yang bergerak-gerak
evan?" Tanya
kat jari telunjuknya lalu ia arah
d Devan lantas mencondongkan badannya, m
u ngapain jongkok di
la Bu Rina yang ternyata tepat berada di atasnya.
..." Ci
mu, Lho! Ternya
Bu," sahut
ih? Ayo berdiri
r bagaimana caranya agar laki-laki itu tidak mengenalinya. 'Aduh, gue harus gimana ni
lu perlahan dia berdiri sambil menutupi wajahnya dengan buku paket itu. Tentu saja hal itu membuat B
am hati sambil sesekali melirik ke arah laki-laki itu
ndangannya, dengan mata yang mengerjap beberapa kali. "Oh, i-itu Bu, em... Ta-tali se
ng membaca kejujuran di wajah muridnya itu
ajakin kamu petak umpet," seloroh Bu Rina lalu terkekeh. Seketika Qu
ang tergeletak di atas meja serta tumpukan buku paket yang kemudian Queen masukkan k
at kamu," sa
akasih!" U
gerik Queen yang menurutnya aneh. Dia memiringkan kepalanya, sambil
gitu pandangannya bertemu dengan tatapan Devan, Queen langsung mengalihkan kembali
, lantas tersenyum tipis. "Oh, yang itu namanya Pak Devan," kata Bu Rina sambil
an nya ganteng, ya?" Bu Rina menggoda Queen lagi sambil terdengar kekehan kecil di mulutny
emang bener juga nggak apa-apa. Pak Devan
ma guru kamu sendiri," Bisik Bu Rina seolah memberi p
k pernah pacaran kok, apala
il menepukkan tangannya dengan keras. Son
ku, Bu!" Seru Queen samb
maaf!" Ucap Bu Rina la
sengaja melirik ke arah Devan, ternyata laki-laki itu tengah memperhatikannya, bola matanya menatap lekat dengan alis yang sedikit berkerut. Sontak saja Que
paper bag yang tergeletak di atas meja Bu Rina. Lantas cepat-cepat m
lama!" Teriak Queen sebelum menghilang
yang ternyata tingkahnya sangat absurd. "Astaghfirullahaladzim... Anak ajaib apalagi
arah pintu, tempat yang baru saja dilalui oleh Queen, meskipun Gadis itu su
al bukan itu yang menarik perhatian Devan. Bukan karena tingkahnya
-