POLAROID LOVE Istri Kesayangan Guru BK
a riasnya sambil menopang dagu. Menatap pantulan wajahnya di dalam cermin itu. S
sudah menunjukkan pukul enam. Ia menghela nafas dalam-dalam
malah sekarang gue dimasukin di sekolah yang j
kamarnya. Sudah pasti itu suara ibunya yang memintanya segera ke
alas, menuruni anak tangga menuju ruang makan. Di sana
a yang kisaran usianya hanya selis
menjatuhkan bokongnya di atas
dari jarak yang dekat, membuat Queen refleks memundurkan wajah
gi udah kusut aja mukanya! Kayak
at Queen. Prabu
berantem sih? Makan!" Se
hut Prabu masih dengan
tersedia di atas piringnya, lalu tampak
Baskara, ayahnya Queen yang sedari
ngkat!" S
an itu harus sambi
!" Sahut Que
u Papah! Papah anta
bisa naik ojek at
ah kabur kayak kema
emang Papah pikir aku gak c
! Papah harus mastiin kalau kamu benar-benar ber
ma anak sendiri, Aku beneran bakal be
ab! Kenapa sih kamu susah banget diatur Queen?!"
la matanya, waja
omong kamu dengerin don
u aku nggak dengerin Papah ngomong aku
an nggak sama orang t
u sopan kok, Emangnya aku ngomong
encoba menetralkan emosinya
r Queen, ya?!" Sela Prabu tatkala meli
. "Prabu, kamu antar adik kamu gih!" Ujarnya. Sambil ta
h..." Sa
atap ke arah adiknya yang tampak berdiri di samping me
a ribet!" Gerutu Queen sambil berjingka
" Bentak
rusaha menenangkan suaminya den
njadi merah padam, dadanya naik turun menahan amarah yang membludak. Ia sudah sang
nganter Queen ke sekolah!" Pamit Prabu sambi
kamu pastikan adik kamu sampai di sek
Prabu. "Assalamu
m!" Sahut Rian
Bhaskara dan Riana masih duduk dan termenung beberapa saat, memikirkan putrinya yang
ya mengusap dadanya dengan lembut, "Mah, Kita harus melakukan sesuatu. Queen tidak bi
adzim..." Bhaskar
nya. Melepas beban y
ta lakukan, kan? Tapi justru semakin ke sini Queen semakin s
pak ia menarik nafas berat, sambil matanya menatap kosong
ngurus Queen. Prabu itu anaknya penurut, berbeda dengan Queen. Dia selalu s
t yang berbeda, Prabu anaknya pendiam dan penurut. Sedangkan Queen, sejak kecil dia memang sangat ekspresif, dia suka membantah
dia nanti kalau membantah terus seperti itu?! Lagi pula, kita ngatur dia juga
ik anak gadisnya itu. Tak banyak yang bisa dilakukan seka
ra. Riana langsung menoleh, pancaran matanya
pa, Pah?"
lu tampak menghela nafasnya. "Nan
n. Dan ternyata Gadis itu sudah sampai di gerbang rumah, melen
Gadis itu menghentikan
? Ayo gua antar
i Prabu. "Main nyelonong aja Lu! Kan tadi gua udah bilang ka
Prabu kelamaan
okap nyokap! Emang Lu, tiap mau berangkat sekolah bukannya pamit malah ngajak ribut sama orang
t, tapi dia tetap menuruti ucapan k
ri, lalu masuk melalui pintu yang satu
nginjak pedal gas dengan salah satu kakinya. Mobil pun melaju perlahan, turun dari h
PP
kepada satpam rumahnya yang bertugas memb
rlihat masam. Dan itu pemandangan yang sudah tidak asing buatnya. "
ak akan dipaksa-paksa mulu ngelakuin sesuatu ya
nya menggeleng pelan. "Lo tuh kenapa sih, Queen? Peras
ggak mau sekolah di manajemen bisnis malah dia paksa! G
k gitu! Papah pasti punya alasan. Dia
aan?" Gum
ang tua, Queen. Gua yakin apa yang dilakui
mereka sana! Gue sih males! Hidup-hidu
rang tua kita
nggak hap
memang terkesan bebal dan keras kepala. Tapi itu wujud dari usahanya untuk
ma bisa ngingetin, jangan sampai Lo jadi anak durhaka kayak M
-amit!" G
angan ngel
apah. Selama ini juga, waktu masih di sekolah yang lama juga gue tetap pergi k
ke sekolah, tapi di sekolah Lo
ah sama gue! Masa ada orang nyebe
a yang cowok nggak pernah tuh berantem di sekolah, apalagi sampai masuk ruang BK.
angganan ruang BK!" Ujar Prabu sambil mengacungkan jari telunj
janji!" S
a-lama cinlok sama guru BK gara-ga
Pacaran sama bap
ru BK nya masih mu
u!" Tuka
" gumamnya pelan namun masih cukup bisa didengar oleh Queen. Hanya sa
udah tiba di halaman sebuah sekolah SMK swasta. Di atas gerban
pintu gerbang, lalu mematikan mesin mobiln
ak membuka pintu mobil lalu m
rabu. Seketika Queen meno
sambil menyodorkan punggu
lu meraih tangan Prabu lant
in, ya..." Seloroh Prabu sambil mene
. Prabu lantas terkekeh. "Udah buruan sana masuk! Jangan l
amualaikum!
anya, sambil menatap punggung Queen yang berjalan menuju ke
sini, dan nggak bikin ulah terus kayak
udian kembali menyalakan mesin mobilnya dan menin
h ke kiri dan ke kanan, mencari kelasnya berada, yang tidak
alah kabur. Akibatnya, sekarang dia tidak tahu ke
lah sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Kepalanya menoleh ke sekitar, menca
u' di bagian atas bingkai pintunya. "Ah, gua tanya sama guru aja deh!" Putus Queen
Queen. Seorang laki-laki bertubuh tinggi besar, mengenakan celana bahan dan
nah lihat cowok itu deh,
jah laki-laki di seberang sana. Sambil otaknya berpikir,
inget!"
arin mobilnya gue pake
a ada di sin
cowok itu lihat gue ada di sini!" Dengan wajah yang mulai panik, Queen menggulirkan bola matanya ke arah sekitar, mencari tempat untuknya b
ngkok di sana. Meluputkan dirinya dari pandangan laki-lak
igit ujung kukunya, dalam hatinya terus meracau. Merap
wok itu nggak lihat gue ada di sini. Males
h seseorang yang semakin mendekat. Suasana sekolah yang masih sepi,
een dalam hati, Seraya menggeser kakinya sedikit demi sedikit, merapatka
a-t
orang menep
ngan hatinya yang berdebar lanta
-