POLAROID LOVE Istri Kesayangan Guru BK
menghentikan langkahnya sambil menoleh, lalu alisnya berkerut tak suka tatkala
ET
wajah jengkel Gadis itu menatap ke arahnya. "Ng
!" Uja
"Apaan banget lo nyuruh-nyuruh gua masuk lagi ke mobil Lo?! Mau ngap
an lihat lo luntang-lantung di jalanan kayak
butuh belas kasihan Lo! Gua punya duit, gua bisa pulang sendiri naik taksi! Jadi lo nggak usah sok-sokan
Pakai acara kasihan segala, orang yang dikasihaninnya juga nggak tahu diri!" Gerutu Devan sambil menatap malas punggung gadis yang sudah berjalan
ta Sha
berambut ikal dan hitam. Ia berjalan menyusuri jalan aspal yang tenang. Tanpa banyak
dengan tempat itu. Tempat di mana kebebasan dan haknya sebagai seorang manusia sangat dibatasi. Bahkan dia tidak pernah punya kes
orang gadis yang cenderung seperti pemberontak. Meski apapun bentuk pemberontakannya selalu saja di
indah ke sekolah yang baru. Sekolahnya yang lama adalah sekolah pilihan orang tuanya yang sama sek
asuk ke sekolah yang sama s
a menginginkan Queen menjadi seorang pengusaha, wanita karir, pebisnis yang heb
pan namun kosong. Tak ada yang dilihatnya di depa
t dia berdebat dengan sang ayah di halaman sekolah barunya. Penolakan keras Queen pada sekolah SMK jur
pun berulang kali ayahnya berusaha untuk menyuruhnya kembali. Sampai-sampai security ikut turun tangan untuk menge
u. Lalu tampak berdecak, "Ck, Cowok gila! Otak gue lagi kacau kayak gini, ras
Tidak ada siapapun di sana, halte bus itu pun tampak sedikit ko
.. Pegel banget kaki gue..." Lenguhnya sambil matanya memejam beberapa saat. Merasakan angin tipis yang berhembus mengusap rambutnya yang t
tempatnya tenang dibanding rumah gue
yang berkilat. Nafasnya Ia hela berkali-kali, mengisi penuh paru-parun
kilometer setelah ia diturunkan oleh laki-laki itu. Semakin lama, suara angin yang lembut s
yang merah dan berair menandakan betapa rasa
a ia lepaskan, lalu ia letakkan di ujung kursi itu. "Gue tidur dulu sebe
kit berbohong. Nyatanya, tidur di atas kasur empuk di kamarnya jauh lebi
gi. Gadis itu benar-benar Sudah terlelap Karena rasa lelahnya. Dunianya terasa tenang sejenak, bersamaan dengan mimpinya yang datang. Mimpi
u, ia menggaungkan kehidupan impiannya dalam mimpinya itu. Satu lagu yang diisi dengan rangkaian harapan y
udut ruangan yang gelap, yang langkah kakinya terdengar berderap, perlahan mendekatinya. Hingga saat cahaya lampu me
duk sambil tercenung. "Hah? Kok cowok i
e dalam mimpinya itu. Memberi tepuk tangan dengan wajah yang tersenyum bangga kepadanya. Terasa begitu nyata mesk
tu. Aduh... Jangan-jangan otak gue udah korslet i
n terlonjak, matanya yang besar semakin membulat sambil
get, ya?" Ujarn
gadis berdiri di sampingnya sambil tersenyum dan meminta maaf. "Aduh,
maksud ngaget
duduk?" Tany
pat umum, nggak perlu minta izin
asih!" Sahutnya lantas mendud
ng matanya. Mendapati Gadis itu duduk dengan buku yang asyik dibacanya, membua
a memeriksa sampul bukunya yang baru saja dibaca ol
an?" Tanya Qu
ang orang-orang yang ngalamin berbagai mas
snya, "hidup Lo sulit?"
g-masing, semua orang pernah mengalami
enar dibuat berantakan sama kehidupan,
benar," s
eluh Queen lantas meny
jug
eh, "mental Lo juga
m, sambil mengedikkan ba
uduknya, menghadap ke arah gadis itu, seolah
Queen sambil mengulurkan tangannya. "Gue N
ng bikin mental Lo nggak baik-baik aja sama
bawah, menatap rumput-rumput kecil yang tumbuh di sela-sela trotoar j
ki ke ujung kepala. Gadis berkacamata tebal, dengan tahi lalat kecil di pi
gnya di sekolah, karena katanya gue cu
ak bisa berbuat apa-apa, dia temennya banyak.
emenan sama gue Karen
ggigit bibir bawahnya. 'Kasiha
ang yang bvlly Lo
a lakuin nggak bisa gue bales. Gue cuma bisa d
yang suka nge-bvlly? Sejahat itu? Sampai m
yang sok berkuasa. Siapapun yang membantahnya pasti akan mendapat perlakuan yang tidak baik darinya. Dan
t banget'
n tentang kelakuan buruknya selama ini. "Hah? Em...--" Queen mengerjapkan mat
talnya nggak baik-baik aja, pasti ada alasannya dong
erujar, "Em, kayaknya lain kali aja deh ceritanya. So
bisa memaksa seseorang untuk menceritakan ma
ta sama gue kalau lo mau," uja
am sekolah yang lo pake deh," tanya Nara sambil memperhatikan ser
e baru pindah ke sini beberapa hari. Dan
ernah lihat seragam sekolah k
ekolah dima
ekolah yang tadi dipilihkan oleh ayahnya
tadi yang daftarin bo
udah nggak
uh nggak sih temen kayak dia? Biar gue bisa ketularan lembut juga kayak dia'
o di mana, Queen?" N
juga lupa Nama kompleknya. Tapi gue
Lucu banget s
ucu?!" Tanya
iri nggak tahu, nama komplek perumahan sendiri juga n
di gue nggak usah repot-repot mikirin apapun, buat apa juga? Nggak ada gunanya!" Ada kegetiran di
il tersenyum ia menepuk-nepuk pundak Queen, menggambarkan
-