icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kau Menebar Dusta di Hatiku

Bab 5 gedung tua terus terbayang

Jumlah Kata:1635    |    Dirilis Pada: 26/10/2025

Liyana berdiri di dapur, tangannya menggenggam gelas air dingin, tapi pikirannya berkecamuk. Ancaman dari Galih masih memb

ya sedikit kusut, wajahnya serius. "Liyana, kamu baik-baik saja?" tanyanya. Su

ntara takut dan terpesona. Rafly melangkah lebih dekat, dan aroma maskulinnya me

y melanjutkan, menatap mata Liyana. "Aku bisa mer

ncang. Ia harus tetap tenang, tapi bagaim

a bergetar. Pesan dari n

at kesalahan. Parkiran gedung tua

u Galih. Ini bukan ancaman kosong. Keberadaanny

dengar kamu menerima pesan mencurigakan. Jangan pikir aku tidak tahu apa yang sedang

k tahu siapa yang mengirimnya," jawabnya cepat, tapi Nadya hany

iyana, pandangannya menembus, seolah ingin membaca pikirannya. Setiap kali tangan mereka bersentuhan saat men

ingin tahu kamu lebih dari sekadar pembantu atau asisten," uca

Galih dan menghadapi bahaya itu? Atau aku harus tetap dekat dengan Rafly, m

diminta Galih. Ia mengenakan jaket gelap, menatap kaca jendela untuk memastikan tidak ada yang meng

lampu yang remang. "Kamu datang sendiri. Bagus," kat

ang. "Apa yang Anda

ntangmu. Tentang rahasia yang kamu pegang, tentang Rafly, dan tentang per

wajahnya penuh kemarahan dan kepedulian. "Liyana, jangan bergerak. Aku tidak akan membia

i selamanya. Galih menatap Rafly, lalu tersenyum sinis. "Kau

menentukan." Suaranya rendah, namun penuh otoritas. Liyana menatap keduanya, tubuhnya gemetar. Ia menyadari

mereka. Sosok itu Nadya, yang selama ini diam-diam mengikuti Liyana. Tatapannya

k lagi," kata Nadya, suaranya ding

pi Nadya kini memiliki bukti yang bisa menghancurkan segalanya. Rafl

enarik. Aku tidak menyangka Nady

man. Semua kekuatan yang menekan dirinya berkumpul dalam satu titik-Rafly, Nadya, Galih, dan dir

h padaku. Aku akan melindungimu, tapi kau haru

a menatap hujan, tubuhnya basah, jantungnya berdetak kencang, menyadari satu hal: per

a berisi informasi yang bisa mengungkap hubungan gelap antara Rafly dan pihak investor lain-hubungan yang jika terungkap, bisa mengguncang dunia

ngan menggenggam bantal, menatap kosong ke arah jendela besar. Lampu-lampu kota di kejauhan tampak berkilau samar, tapi tidak ada yang bisa men

yang kulakukan untuk hutang, untuk keluarga, kini menjerumuskanku ke dalam pusaran yang le

. Ia melepaskan jaketnya, matanya menatap Liyana penuh pertanyaan dan sesuatu yang le

ntang pesan itu?" Rafly bert

diri. "Pak, aku... aku hanya takut ini a

sa menahan pandangannya. "Liyana, kau berada di tengah permainan berbahaya. Aku tidak ingin kau terl

tapi terasa sebagai perlindungan dan kontrol yang mendalam

Ia memeriksa ruang kerja, ruang tamu, bahkan dapur, memastikan tidak ada yang me

ah ketika Galih me

ma. Semua rahasiamu harus kubuka,

r ancaman fisik, tapi juga perang psikologis. Ia harus memilih: mengh

u seseorang. Ini penting untuk mengamankan semua yang t

menghadapi Galih. Kali ini, suasananya berbeda: lampu jalan redup, bayangan gelap me

nyum dingin. "Akhirnya kalian datang," katanya. Rafly

gedung tua, membawa ponsel dan kamera profesional. "Aku tidak akan membiark

s dari segala sisi: Rafly yang mendominasi, Galih yang mengan

suatu yang besar. Jika kau menyerah, aku bisa membantumu... denga

endali penuh atas hidupnya. Rafly segera menempatkan tubuhnya di depan Liyana. "Jangan sentuh d

erus begitu. Rafly semakin dekat, Nadya semakin bera

yang bisa mengungkap rahasia besar-hubungan bisnis gelap Rafly dengan investor lain. Ia tahu ini a

terbelalak, campuran kekhawatiran dan dominasi. Galih menyadari kehilan

ik. Kegelapan menyelimuti mereka, hanya suara hujan dan detak jantung Liyana yang terdengar. Dalam k

dengan rahasia dan godaan, tapi berada di titik kritis di mana keputusan satu detik bis

mpur cemas dan marah. Rafly menatap Liyana, suara rendah tapi tegas: "Kita harus keluar

Ia sadar, malam ini segalanya berubah: dominasi Rafly, ancaman Gali

eka meninggalkan gedung, ponsel Liyana berge

kumen itu. Jangan pikir ka

berbahaya, telah muncul. Ia sadar satu hal: permainan ini belum selesai-bada

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka