icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kau Menebar Dusta di Hatiku

Kau Menebar Dusta di Hatiku

icon

Bab 1 suara yang tidak asing baginya

Jumlah Kata:980    |    Dirilis Pada: 26/10/2025

tak mampu menyingkirkan ketegangan yang menyelimuti rumah itu. Liyana, gadis muda berusia dua puluh dua tahun, melangkah pelan sambil menata meja sarapan. Ta

am. Ia tidak pernah membayangkan bahwa bekerja di rumah tangga keluarga kaya bisa menimbulkan begitu b

a. Tubuhnya kaku saat itu, bukan karena takut ketahuan, tapi karena shock. Mata Nadya tertutup penuh

seharusnya segera pergi, tapi rasa penasaran membuatnya tetap diam. Adegan itu selesai beberapa

tu, hidup Li

dapur, ponselnya bergetar. Sebuah pes

rus kamu lakukan. Jang

misi' ini membuat hatinya berdebar, meski logikanya menolak. Hutang ayah dan kakaknya menumpuk, dan tawa

ntas di lorong yang sama. Rafly, seorang pria berusia awal tiga puluhan, tegap, dengan aura dom

sapa Liyana sambil menund

menilai sesuatu lebih dari sekadar ucapan sopan. "

si yang diberikan Alvin adalah sederhana tapi berisiko:

ia sembarangan; pandangan tajamnya bisa

mbungkuk untuk mengambilnya, tangan mereka bersentuhan. Jantung Liyana berdegup kencang. Rafly menatapnya dengan eks

na, suaranya terdengar le

entar. "Hati-hati, j

hatian seperti itu kepadanya sebelumnya, kecuali mungkin ayahnya.

n dengan dokumen atau laptopnya. Setiap sentuhan kecil, setiap pandangan singkat, membuat mereka berdua merasakan ketegangan yang sulit dijelaskan.

Rafly?" Nadya menatapnya dengan mata dingin, seolah menebak sesuatu. Liyana tersenyum manis, pura-pura polos, "Hanya membant

telepon dari Alvin. Suara

dekat dengan Raf

Liyana jujur. "Dia... berb

t. Gunakan semua yang kamu punya. Ingat, uang yang kit

benar, tapi hatinya menolak. Setiap kali Rafly menatapnya, ada sesuatu ya

bih sering, menanyakan kabarnya, dan bahkan menawarkan teh hangat saat ia terlihat lelah. Liyana

rada di ruang kerja Rafly lagi. Pria itu menatap hujan dari jendela, tubu

ndirian?" tanya Liyana, menco

ng. "Tidak. Tapi kadang hujan membuat se

ketegangan di udara. Rafly kemudian tersenyum tipis,

ain di rumah ini," tambah Rafly, suaranya re

nis tapi berbahaya. Ia tersenyum tipis, mencoba menutupi rasa

oleh misi Alvin, tapi oleh dirinya sendiri. Ketertarikannya pada

ly-mata tajamnya, senyum tipisnya, suara rendahnya. Ia bertanya-tanya apaka

da uang yang bisa menyelamatkan keluarganya. Di sisi lain, ada

k kembali ke kehidupan sederhana seperti sebelumnya. Setiap langkah, setiap se

engah badai yang tidak pern

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka