icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ayahku, Penjahat Terbesarku

Bab 3 meninggalkan gedung

Jumlah Kata:2266    |    Dirilis Pada: 24/10/2025

bil hitam yang menghadang mereka. Lampu jalan yang remang memantulkan bayangan panjang dari tubuh mereka, se

ranya bergetar, bukan karena takut, ta

nya tajam, wajahnya berubah tegang. "Orang itu... dia tahu terlalu banyak. Dan dia bukan sekad

log batinnya bergema: Setiap langkah yang kulakukan malam ini membawa aku lebih dekat

aela menyadari satu hal: mereka telah diawasi. Sensor dan kamera yang ia pasang sebelumnya seharu

g tidak kuketahui... tapi aku merasa dia tahu setiap gerakan

ela untuk menganalisis file yang mereka temukan-file yang menampilkan anak kecil m

tubuhnya tegang, matanya sesekali melirik ke jalanan sepi. Ada sesuatu yang berbeda dari pria ini malam itu.

cah, dan penuh strategi. "Dia bukan sekadar pemburu," gumamnya dalam hati. "Dia

buka dengan suara gesekan, lampu merah berkedip di sudut, memberi kesan bahwa tempat ini adalah benteng

da. "Aku percaya pada instingmu. Tapi ingat.

cil itu muncul lagi di layar, wajahnya samar tapi jelas familiar bagi Zayden. Ia menun

atu yang membuatnya terhenti. "Kamu kena

ak yakin. Tapi ada rasa yang familiar, sesuatu yang

kecil berbunyi. Seseorang telah menembus sistem keamanan mereka. Kaela segera menarik

epaskan, peluru bersiul di udara, ledakan kecil menghantam dinding. Gerakan mereka cepat, seperti tarian maut yang te

han salah satu pria bertopeng, menariknya ke bawah me

ulaan. Dia tahu kalian berdua ada di sini. Dan anak itu... adalah kunci semua r

nci semua rahasia kami? pikir Kaela. Sementara Zayden berpikir:

an yang mulai tumbuh di antara mereka. Kaela merasakan degup jantungnya semakin cepat setiap kali menatap Zayden. I

ekaligus daya tarik yang tidak bisa ia abaikan. Setiap gerakannya, seti

nak kecil itu. Kaela menatap Zayden, suaranya lembut tapi tegas: "Kita harus pergi sekarang. Ji

a. "Aku ikut. Tapi kita harus berhat

p dingin. Setiap bayangan tampak seperti ancaman. Monolog batin Kaela muncul: Aku tidak tahu apakah aku

annya terluka. Tapi aku juga harus menjaga rahasiaku. Dan jika anak itu terkait de

a tegang, gelap, dan dipenuhi rasa takut yang hampir bisa dirasakan secara fisik. Kaela menyalakan senter

erlalu berisiko. Kontak itu singkat, tapi cukup untuk membuat jantung Kaela berdetak l

arah bayangan. Kaela membalas dengan tembakan terkontrol, sementara Zayden menetralkan beberapa musuh dengan presisi mematikan. G

enemukan sebuah kamar kecil, terkunci. Kaela

familiar bagi Zayden. Mata anak itu besar, menatap

an campuran kaget dan sakit hati. "Bagaiman

ur aduk muncul. "Anak itu... apa hu

ng. Suara yang familiar terdengar, dingin dan menakutkan: "Raven... kau ti

a mengetahui rahasia Zayden dan Kaela, tapi juga memiliki koneksi langsung dengan anak kecil itu. Dan malam

aran samar. Kaela dan Zayden berdiri di sisi gudang, napas mereka berat, tubuh basah oleh hujan yang berhenti sesaat lalu turun lagi

tenang. Ini bukan sekadar misi... ini tentang anak itu, tentang

"Kita tidak punya banyak waktu. Jika mereka menemukan kita di sini, kita

nkron, seperti latihan yang sudah berulang kali diulang. Tapi perasaan campur aduk t

rdengar seperti detak jam yang menghitung mundur waktu. Bayangan bergerak cepat, dan mata Kaela menangk

uaranya dingin, menembus keheningan

nghadapi pertarungan. "Siapa kau? Dan

i dari permainan yang bahkan kau tidak mengerti, Zayden. Dan Kaela, kau terlalu banyak tahu. Ma

dur. Anak itu... dia tidak bersalah. Aku harus melindunginya. Tapi bagaimana deng

bil. "Kau tidak akan mendapatkan anak itu. Dan aku tida

ang itu berubah menjadi arena pertarungan. Kaela dan Zayden bergerak, saling menutupi satu sama lain, menembak

ngnya seakan melompat lebih cepat. Ia mencoba menahan perasaan itu, tapi sulit. Dan Zayden... ia juga merasakan h

gambil ancang-ancang untuk menyelamatkan anak itu. Namun Zayden menahan tangannya, menatapnya dengan

indungi, saling mengisi kekurangan. Keduanya bergerak seperti tari

hat ketakutan di dalam, namun ada kilatan pengenalan saat melihat Kaela dan Zayden

yang tidak bisa ia ungkapkan, campur aduk antara rasa kagum, perlindungan

ghadang mereka lagi, lebih dekat dan lebih berbahaya. "Kalian pi

, sementara Zayden menyerang dari sisi lain, menghancurkan peralatan yang bisa digunakan lawan. Anak

a berhenti sejenak. Topeng itu jatuh perlahan karena satu serangan Zayden, dan di baliknya, wajah yang sangat familiar

ar. "Itu... itu orang dari file ya

dia tahu rahasia terbesar kita... dan dia

? Anak itu... adalah kunci dari kekuasaan yang lebih besar. Dan kalian berdua, terl

ng mereka bayangkan. Anak kecil itu bukan sekadar target-dia adalah kunci dari rahasia yang

penting daripada kekuatan fisik semata. Kaela dan Zayden menyadari satu hal: mereka harus bekerja sam

i menahan perasaan ini. Dia bukan sekadar musuh atau sekutu. Dia adalah bagian dari hidupk

at, tapi aku tidak bisa menepis perasaan ini. Dan anak itu... anak itu adalah tan

peng itu, mengambil anak kecil, dan meloloskan diri ke jalanan basah. Napas me

di atas gedung yang jauh, sosok pria bertopeng itu berdiri di atas atap, menatap m

hasia yang kalian bawa akan membunuh kalian dari dal

ghilang dalam kegelapan. Mereka tahu satu hal: malam ini hanyalah awal dari pertarungan yang jauh lebih besar. Rahasia, perasaan yang tumbuh di

namun tidak mampu membasahi tekad untuk bertahan hidup, melindung

, tetapi ikatan antara Kaela dan Zayden telah teruji, perasaan yang muncu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka