Ayahku, Penjahat Terbesarku
bil hitam yang menghadang mereka. Lampu jalan yang remang memantulkan bayangan panjang dari tubuh mereka, se
ranya bergetar, bukan karena takut, ta
nya tajam, wajahnya berubah tegang. "Orang itu... dia tahu terlalu banyak. Dan dia bukan sekad
log batinnya bergema: Setiap langkah yang kulakukan malam ini membawa aku lebih dekat
aela menyadari satu hal: mereka telah diawasi. Sensor dan kamera yang ia pasang sebelumnya seharu
g tidak kuketahui... tapi aku merasa dia tahu setiap gerakan
ela untuk menganalisis file yang mereka temukan-file yang menampilkan anak kecil m
tubuhnya tegang, matanya sesekali melirik ke jalanan sepi. Ada sesuatu yang berbeda dari pria ini malam itu.
cah, dan penuh strategi. "Dia bukan sekadar pemburu," gumamnya dalam hati. "Dia
buka dengan suara gesekan, lampu merah berkedip di sudut, memberi kesan bahwa tempat ini adalah benteng
da. "Aku percaya pada instingmu. Tapi ingat.
cil itu muncul lagi di layar, wajahnya samar tapi jelas familiar bagi Zayden. Ia menun
atu yang membuatnya terhenti. "Kamu kena
ak yakin. Tapi ada rasa yang familiar, sesuatu yang
kecil berbunyi. Seseorang telah menembus sistem keamanan mereka. Kaela segera menarik
epaskan, peluru bersiul di udara, ledakan kecil menghantam dinding. Gerakan mereka cepat, seperti tarian maut yang te
han salah satu pria bertopeng, menariknya ke bawah me
ulaan. Dia tahu kalian berdua ada di sini. Dan anak itu... adalah kunci semua r
nci semua rahasia kami? pikir Kaela. Sementara Zayden berpikir:
an yang mulai tumbuh di antara mereka. Kaela merasakan degup jantungnya semakin cepat setiap kali menatap Zayden. I
ekaligus daya tarik yang tidak bisa ia abaikan. Setiap gerakannya, seti
nak kecil itu. Kaela menatap Zayden, suaranya lembut tapi tegas: "Kita harus pergi sekarang. Ji
a. "Aku ikut. Tapi kita harus berhat
p dingin. Setiap bayangan tampak seperti ancaman. Monolog batin Kaela muncul: Aku tidak tahu apakah aku
annya terluka. Tapi aku juga harus menjaga rahasiaku. Dan jika anak itu terkait de
a tegang, gelap, dan dipenuhi rasa takut yang hampir bisa dirasakan secara fisik. Kaela menyalakan senter
erlalu berisiko. Kontak itu singkat, tapi cukup untuk membuat jantung Kaela berdetak l
arah bayangan. Kaela membalas dengan tembakan terkontrol, sementara Zayden menetralkan beberapa musuh dengan presisi mematikan. G
enemukan sebuah kamar kecil, terkunci. Kaela
familiar bagi Zayden. Mata anak itu besar, menatap
an campuran kaget dan sakit hati. "Bagaiman
ur aduk muncul. "Anak itu... apa hu
ng. Suara yang familiar terdengar, dingin dan menakutkan: "Raven... kau ti
a mengetahui rahasia Zayden dan Kaela, tapi juga memiliki koneksi langsung dengan anak kecil itu. Dan malam
aran samar. Kaela dan Zayden berdiri di sisi gudang, napas mereka berat, tubuh basah oleh hujan yang berhenti sesaat lalu turun lagi
tenang. Ini bukan sekadar misi... ini tentang anak itu, tentang
"Kita tidak punya banyak waktu. Jika mereka menemukan kita di sini, kita
nkron, seperti latihan yang sudah berulang kali diulang. Tapi perasaan campur aduk t
rdengar seperti detak jam yang menghitung mundur waktu. Bayangan bergerak cepat, dan mata Kaela menangk
uaranya dingin, menembus keheningan
nghadapi pertarungan. "Siapa kau? Dan
i dari permainan yang bahkan kau tidak mengerti, Zayden. Dan Kaela, kau terlalu banyak tahu. Ma
dur. Anak itu... dia tidak bersalah. Aku harus melindunginya. Tapi bagaimana deng
bil. "Kau tidak akan mendapatkan anak itu. Dan aku tida
ang itu berubah menjadi arena pertarungan. Kaela dan Zayden bergerak, saling menutupi satu sama lain, menembak
ngnya seakan melompat lebih cepat. Ia mencoba menahan perasaan itu, tapi sulit. Dan Zayden... ia juga merasakan h
gambil ancang-ancang untuk menyelamatkan anak itu. Namun Zayden menahan tangannya, menatapnya dengan
indungi, saling mengisi kekurangan. Keduanya bergerak seperti tari
hat ketakutan di dalam, namun ada kilatan pengenalan saat melihat Kaela dan Zayden
yang tidak bisa ia ungkapkan, campur aduk antara rasa kagum, perlindungan
ghadang mereka lagi, lebih dekat dan lebih berbahaya. "Kalian pi
, sementara Zayden menyerang dari sisi lain, menghancurkan peralatan yang bisa digunakan lawan. Anak
a berhenti sejenak. Topeng itu jatuh perlahan karena satu serangan Zayden, dan di baliknya, wajah yang sangat familiar
ar. "Itu... itu orang dari file ya
dia tahu rahasia terbesar kita... dan dia
? Anak itu... adalah kunci dari kekuasaan yang lebih besar. Dan kalian berdua, terl
ng mereka bayangkan. Anak kecil itu bukan sekadar target-dia adalah kunci dari rahasia yang
penting daripada kekuatan fisik semata. Kaela dan Zayden menyadari satu hal: mereka harus bekerja sam
i menahan perasaan ini. Dia bukan sekadar musuh atau sekutu. Dia adalah bagian dari hidupk
at, tapi aku tidak bisa menepis perasaan ini. Dan anak itu... anak itu adalah tan
peng itu, mengambil anak kecil, dan meloloskan diri ke jalanan basah. Napas me
di atas gedung yang jauh, sosok pria bertopeng itu berdiri di atas atap, menatap m
hasia yang kalian bawa akan membunuh kalian dari dal
ghilang dalam kegelapan. Mereka tahu satu hal: malam ini hanyalah awal dari pertarungan yang jauh lebih besar. Rahasia, perasaan yang tumbuh di
namun tidak mampu membasahi tekad untuk bertahan hidup, melindung
, tetapi ikatan antara Kaela dan Zayden telah teruji, perasaan yang muncu