Ayahku, Penjahat Terbesarku
berdiri di tepi jembatan tua, menatap ke bawah ke sungai yang beriak diterpa cahaya lampu jalan. Refleksi gedung-gedung tin
p gerakan Zayden, setiap tembakan yang ia lepaskan, setiap tatapan yang membuatnya tidak bisa menatap wajahnya te
selalu menenangkan sekaligus mengusik pikirannya. Ia menutup mata, mencoba meredam rasa penasaran tentang Kaela, tapi pesa
i kamu. Jangan lengah." Suara di layar ponsel itu singkat, dingin, tanpa nama. Ia
menutupi wajah. Tujuan malam ini: sebuah klub bawah tanah yang menjadi sarang informan jaringan kriminal internasio
i video. Semua orang fokus pada angka, strategi ekspansi, dan target profit, tapi pikirannya mengembara. Ga
agi, tapi kali ini dalam situ
ektronik yang memekakkan telinga bercampur dengan aroma asap rokok dan parfum mahal. I
nya, wajahnya tertutup hoodie. "Kamu ba
terdengar biasa, tapi matanya tidak berhenti menilai gerakan pria itu. Ia
mencari hiburan malam. Matanya menyapu seluruh ruangan, mendeteksi pola perilaku orang-or
mereka bertemu secara tak sengaja di lorong gelap menuju VIP lounge. Kaela ter
ncaman. Tanpa disadari, mereka telah berada di jalur yang sama, tapi dengan tujuan yang berbeda. Kaela ingin
mendekat, beberapa pria bertopeng menyerbu, menyasar gadis itu. Kaela bereaksi cepat, melompat ke sam
panjang, ia melesat ke depan, memukul dan menendang musuh-musuh itu dengan ketepatan mematikan. Selama
basah oleh keringat dan debu, hati berdebar. "Kamu selalu muncul di te
u memilih tempat yang tepat," jawabnya rendah. Tapi ada sesuatu yang belum ia
. Hujan mulai turun lagi, menutupi jejak mereka di jalanan sempit. Kaela berjalan di
au tahu... jika aku tahu identitasmu sebenarnya,
dungimu, meski aku seharusnya memburu dirimu," jawabnya. Kedua kalimat itu membawa makna y
Monolog batin Kaela bergema: Aku tidak boleh mempercayainya. Tapi... ada sesuatu t
bagai target. Tapi jika dia musuh, aku harus menyiapkan diri. Dan..
ata yang diperoleh. Di tengah hujan yang semakin deras, Kaela dan Zayden haru
forman. Di dalamnya ada foto-foto rahasia yang tidak hanya menunjukkan aktivitas jaringan kriminal
ntara Zayden berdiri di belakangnya, melihat layar yang sama. Ia merasakan jantungnya berhenti seje
ecil, yang wajahnya samar tapi sangat familiar. Kaela menunduk, napasny
lisan muncul dalam be
i sekitarmu. Tapi nyatanya, yang kau car
adar pertarungan atau ketegangan biasa. Ada rahasia yang lebih b
ran adalah orang yang bisa menghancurkan dunianya, atau justru kunci dari rahasia yan
enutupi rahasia yang lebih ge
buat langkahnya terasa lebih tegang. Ia menatap gedung tinggi yang menjulang di depannya, markas baru jaringan kriminal internasional
nya lebih tinggi. Zayden, pria yang selalu muncul dalam pikirannya, kini entah ada di sisi mana-musuh atau sekut
gedung yang sama. Sensor dan kamera pengintai yang dipasang di sekeliling gedung menunjukkan aktivi
amanan yang sengaja dibuat agar terlihat menakutkan. Tetapi bagi Kaela, itu hanyalah permainan k
seolah mengawasi setiap langkahnya. Ia berhenti sejenak di sudut, mendengar suara langkah sepatu. Intu
hnya kaku, siap menghadapi bahaya. Matanya tajam menelusuri gerakan Kaela, dan kali ini, ia tidak bisa mengabaikan kenyat
njadi ujian besar-bukan hanya kemampuan fisik, t
a merasakan tangan yang dingin memegang pistol, tapi bukan miliknya. Zayden muncul di sampingnya, senyumnya
n kau selalu muncul untuk menghentikanku,"
mereka tampak seperti monster yang bergerak di lorong. Kaela dan Zayden saling
an pipa. Saat itu, monolog batin Kaela muncul: Aku tidak bisa mempercayainya sepen
dari yang kukira. Tapi jika dia benar-benar musuh, aku
monitor dan berdiskusi. Kaela mengangkat tangan, mengisyaratkan Zayden untuk menyerang. Dalam sinkronisasi sempurna, mereka bergerak: Kaela m
un Zayden, berdiri di belakangnya, menatap layar dengan mata melebar. Beberapa file menunjukkan jaringan krimina
apatkan bisa menghancurkan Zayden, atau sebaliknya, me
au sadar apa yang kau pegang sekarang?" tanyanya pelan
Kaela dan Zayden saling bertatapan satu detik penuh, lalu bergerak. Tembakan dilepaskan, ledakan kecil menghan
al, keringat menetes. Kaela menatap Zayden, perasaan yang campur aduk mun
kan kode terenkripsi terakhir dan membuka folder yang tersembunyi. File itu menampilkan rekaman video-sosok seorang anak
. Ia mengenali anak itu. Bagaimana mungkin..
mereka bertemu. "S
rkan sirine dan layar komputer menampilkan peringatan: "Intrusi
n baru, lebih besar dari mereka berdua. Kaela menunduk, monolog batin muncul: Anak itu... bagaima
Kita harus keluar dari sini sekarang. Dan... kita harus
ar malam itu muncul di pintu keluar: dua mobil hitam menutup jalan mereka, dan dari dalamnya, muncul sosok yang tidak mere
peng, suara dalamannya menggetarkan: "Selamat datang, R
auh lebih berbahaya dari yang pernah dibayangkan. Dan anak kecil yang muncul di f
n kesadaran bahwa pertarungan, pengkhianatan, dan perasaan yang mulai tumbuh