Dikhianati oleh Orang yang Dicintai
/0/28777/coverbig.jpg?v=458c151dcd4e9e43a17a9d579116cc2c&imageMogr2/format/webp)
mbutnya tersisir rapi, dan riasan wajahnya membuatnya terlihat anggun. Hari itu seharusnya menjadi hari yang paling bahagia
uk ke kamar tidur pengantin dengan senyum gugup, membawa keranjang bunga kecil sebagai simbol awal
, berada dalam pelukan seorang pria. Mata Lana membelalak, jantungnya terasa seperti
sudnya?" suara Lana sera
mencari kata-kata. Pria itu, yang kini Lana tahu bukan siapa-siapa baginya,
Revan mencoba menjelaskan, tapi suaranya terdengar hampa, s
dadanya terlalu dalam. Semua rasa percaya yang ia miliki pada Revan
u harus ke mana, tidak tahu harus berkata apa, dan tidak tahu harus berbuat apa. Hanya ada s
uh mata yang mengamatinya. Ia melangkah ke ruang tamu, berharap menemukan seseorang yang bisa ia ajak bicara. Ta
andangan tenang yang berbeda dari yang lain. Henry, ayah Revan, pria yang selama ini pendiam,
angatan yang tidak Lana sangka akan ia ras
iasanya jarang menunjukkan emosi-bisa begitu perhatian padanya. Tangis
perlahan. "Tenang, kamu bi
. Ada seseorang yang tidak menjauhinya, yang tidak menilai atau menghakimin
meskipun ia berusaha menghindarinya. Setiap tatapan, setiap bisik-bisik di ruang makan,
sepenuhnya sendirian. Kadang mereka hanya duduk di ruang tamu bersama, Henry membaca koran sementara Lana men
n Henry yang pendiam tapi tegas membuatnya merasa aman, meskipun ia tahu ada sesuatu yang salah dalam perasaan itu. I
yang gelap. Pikiran tentang Revan, tentang malam pertama, tentang rasa sakit dan pengkhianatan, terus menghantui. Ta
at. Ia membawa dua cangkir teh hangat, menyerahkannya pada Lana tanpa berkata banyak. Lana menat
ulai, tapi suaranya tersen
apa. Tidak semua harus diucapkan dengan kat
mulai tumbuh di antara mereka adalah sesuatu yang tabu. Tapi ia tidak bisa menghindarin
tentang hidup, tentang kesepian yang selama ini mereka sembunyikan. Henry, yang tampak dingin
anpa disengaja, membuat hati Lana semakin terseret. Ia tahu perasaan ini sa
u. Keluarga Revan, yang awalnya penuh tatapan heran dan bisik-bisik, mulai memperhatikan perubahan sikap Lana. Mereka melih
dak bisa lagi merasa aman tanpa Henry. Tanpa sadar, ia sudah bergantung pada pria itu
ampur aduk-antara bersalah, takut, dan rindu. Ia tahu, perjalanan ini baru saja dimulai. Perasaan yang tumbuh, r
menenangkan. Ia tahu, hidupnya tidak akan sama lagi. Dan di tengah semua kekacauan ini, satu
Namun hatinya tetap terasa berat. Meski hujan semalam membawa ketenangan sesaat di dekat Henry, pagi hari selalu menghadirkan kenyataan yang tidak bis
ng menyambutnya, tapi rasanya hambar. Ia duduk di kursi yang biasanya Revan tempati, sambil menatap piring kosong yang disiapk
. Henry muncul dari koridor, mengenakan kemeja
inya masih gundah. "Cukup... aku rasa,"
kapan. Tidak seperti orang lain di rumah itu, Henry tidak menatapnya dengan rasa ingin tahu atau bi
kata Henry akhirnya. "Dia membuat p
menahan air mata. Ia tahu Henry benar. Ia bukan penyebab Revan berselingkuh. Tapi sakit h
pelan. "Aku... aku tidak tahu harus
gannya di atas meja. "Kamu tidak s
orang di rumah itu. Tapi setiap kali ia menatap cermin, bayangan malam pertama masih menghantui. Ia merasa malu, marah,
gin sejuk menyapu wajahnya, daun-daun bergoyang perlahan, dan aroma bunga memen
ya sudah lama ia baca. "Aku pikir kamu mungkin ingin duduk di
rasa aneh dengan kedekatan yang tumbuh di antara mereka. Duduk be
memulai. "Apa... apa yang membuatmu tetap dekat den
ai seseorang yang butuh perlindungan. Bukan karena kamu menantu, bukan karena suamimu..
uh di antara mereka salah, tapi hatinya tak bisa menolak. Ada ketenanga
inya, sering pergi meninggalkan rumah untuk urusan pekerjaan, atau sekadar keluar tanpa memberi penjelasan.
jarang diceritakan kepada orang lain. Kadang mereka hanya duduk diam, menikmati waktu tanpa harus bicara. Lan
beberapa dokumen. Mereka berpapasan di lorong, dan Lana merasakan detak jantun
ih," Lana b
ra. Tapi tatapannya tetap meninggalkan jejak di hati Lana. Ia
nambah suasana sepi. Ia memikirkan Revan, pengkhianatan, dan rasa sakit yang ia alami. Namun pikirannya selalu kembali
hangat. Ia menyerahkannya tanpa berkata banyaenry akhirnya. "Minum ini, mu
tipis. "Terima
m, Lana merasa ada kedekatan yang semakin dalam. Ia tahu perasaan ini salah, tapi ia tidak bisa menghindar
it. Revan tetap menjadi suami yang dingin, keluarganya tetap menatapnya dengan berbaga
g duduk di ruang kerjanya, menatap dokumen yang tampaknya pen
t dengan perasaan yang aku rasakan padamu. Takut de
ngkan kenyataan bahwa kita merasa... sesuatu. Kita tidak bisa menolak perasaan manusiawi.
menambah kekacauan emosinya. Ia tahu perasaan ini salah, tapi ia tidak bisa menahan dir
asih bergemuruh. Ia tahu, perjalanan emosionalnya baru saja dimulai. Perasaan yang salah, ikatan yang tumbuh, d
nya, adalah satu-satunya orang yang membuatnya meras