Dikhianati oleh Orang yang Dicintai
radaan Revan yang dingin dan sinis tidak bisa dihindari. Suami yang ia cintai-atau setidaknya pernah ia
ang untuk hatinya yang lelah. Ia menelan ludah, mencoba menenangkan diri sebelum turun ke ruang makan. Aroma kopi ya
membaca koran dengan wajah dingin seperti es. Lana menelan rasa sakit, berusaha berjalan se
na dengan suara pelan,
tanpa menatapnya langsung. "Pagi," jawabn
sa kecil dan tak berdaya. Setiap kata, setiap tatapan, bahkan setiap gerakan tubuhnya selalu menjadi sorot
r itu di depannya dengan senyum tipis, lalu duduk di seberang. "Kamu harus mak
eri ketenangan di tengah kekacauan emosinya. Ia merasa bahwa ta
un bergoyang pelan, dan aroma bunga memenuhi udara. Ia ingin melupakan rasa sakit, tapi pikiran tentang Revan
a sudah lama ia baca. "Aku pikir kamu ingin duduk di sini
i suara alam. Lana merasa ada kedekatan yang semakin dalam, meski tahu hubungan itu salah. Per
berbicara, tapi suaranya ters
kejujuran. "Tidak apa-apa. Tidak semua harus diuc
rasaan ini salah, tapi tidak bisa menolak. Ada kehangatan, kete
eluarganya tetap menatapnya dengan bisik-bisik penasaran, dan Henry te
aki di lorong. Henry muncul membawa dokumen penting. Mereka berpapasan di lorong, dan Lana
sih," kata
di hati Lana. Setiap senyuman, setiap tatapan, setiap percakapan ringan, membuat perasaan Lana
Ia memikirkan Revan, pengkhianatan yang ia alami, dan rasa sakit yang membekas. Namun pikirannya selalu kemb
hangat, menyerahkannya tanpa bicaraenry akhirnya. "Minum ini, mu
tipis. "Terima
merasa ada kedekatan yang semakin dalam. Ia tahu perasaan ini salah, tapi tidak bisa menghindarinya.
lu rumit. Revan tetap dingin dan acuh, keluarga lain tetap menatapnya dengan ber
sedang duduk di ruang kerjanya, menatap dokumen penting.
t dengan perasaan yang aku rasakan padamu. Takut de
ngkan kenyataan bahwa kita merasa... sesuatu. Kita tidak bisa menolak perasaan manusiawi.
menambah kekacauan emosinya. Ia tahu perasaan ini salah, tapi ia tidak bisa menahan dir
asih bergemuruh. Ia tahu, perjalanan emosionalnya baru saja dimulai. Perasaan yang salah, ikatan yang tumbuh, d
nya, adalah satu-satunya orang yang membuatnya meras
t yang melingkupi pikirannya. Ia menatap langit-langit kamar, mencoba mengingat mimpinya semalam. Hatinya berdebar, pikirann
ngin. Ibu dan saudara-saudara Revan menatap Lana dari sisi lain, beberapa dengan bisik-bisik, beberapa
pan Lana, menatapnya sebentar, lalu duduk di sampingnya. "Kamu harus ma
a tahu perasaan yang tumbuh di antara mereka salah. Ia tahu, setiap kedek
kan rasa cemas dan sakit hati. Hujan semalam meninggalkan aroma segar di udara, dan daun-dau
atatan tua. "Aku pikir kamu ingin duduk di sini," ka
dekatan yang semakin dalam, meski sadar bahwa hubungan ini salah. Perasaan
dengan perasaan yang aku rasakan padamu. Takut de
enyataan bahwa kita merasa sesuatu. Kita tidak bisa menolak perasaan manusiawi. Tapi
ta Henry menenangkan sekaligus menambah kekacauan emosinya. I
Revan tetap dingin dan menghindarinya, keluarganya tetap menatapnya dengan berbagai p
wa dokumen penting. Mereka berpapasan di lorong, dan Lana merasakan detak jantu
ih," Lana b
meninggalkan jejak di hati Lana. Setiap senyuman, setiap tatapan, setia
Ia memikirkan Revan, pengkhianatan yang ia alami, dan rasa sakit yang membekas. Tapi pikirannya selalu kemba
hangat, menyerahkannya tanpa bicaraenry akhirnya. "Minum ini, mu
tipis. "Terima
diam, Lana merasakan kedekatan yang semakin dalam. Ia tahu perasaan ini salah, tapi tidak bisa menolakn
erius. Mereka duduk di ruang kerja Henry, lampu redup mencipta
sa menghilangkan perasaan ini, tapi aku juga tahu ini salah.
hu satu hal: kita harus berhati-hati. Jangan sampai perasaan ini menghancurkan
ar, perasaan ini berbahaya, tapi terlalu kuat untuk diabaikan. Ia ti
lu rumit. Revan tetap menjadi suami yang dingin, keluarganya tetap menatapnya de
on bersama, menikmati suasana sepi. Mereka duduk berdekatan, diam, h
Lana mulai, tapi s
"Tidak apa-apa. Kadang diam lebih bisa
aan ini salah, tapi ia tidak bisa menahan diri. Ada kehangatan, ke
a tetap menatap dengan bisik-bisik, tapi Henry selalu ada. Lana mulai m
ih bergemuruh. Ia tahu perjalanan emosionalnya baru saja dimulai. Perasaan yang salah, ikatan yan
nya, adalah satu-satunya orang yang membuatnya meras