icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Balas Dendam Seorang Adik yang Tersakiti

Bab 3 Godaan Ipar

Jumlah Kata:1423    |    Dirilis Pada: 06/10/2025

barkan kehangatan di lantai marmer yang dingin. Aura merasa lengket dan tidak nyaman setelah bermain di

sudah membayangkan sensasi air hangat yang membasuh tubuhnya. Aura membuk

erupa tetesan pelan, la

gumam Au

tidak ada yang terjadi. Airnya mati. Di hari sial yang sama, ia diusir dari kos, dan

ya dengan sempurna. Payudaranya yang besar terangkat dan ditekan oleh lilitan handuk, dan potongan pendek handuk itu memamerkan kakinya yang panjang dan bokongnya yang padat

ya bisa menghela napas. Jalan

uang keluarga. Dari kejauhan,

celana training dan kaus abu-abu, sepertinya baru saja selesai berolahraga atau sekadar mengganti setelan formalnya. Ia sedang ber

gat sebagai ayah membuat emosi Aura kembali bergejola

Aura, suaranya sediki

iba membuat Baskara da

digantikan oleh ekspresi terkejut yang nyata. Mat

rusnya menutupi, justru terasa seperti memamerkan. Rambutnya basah kare

dada, hingga kaki jenjangnya. Hanya sepersekian detik, tetapi cukup lama untuk membuat Aura merasakan gelombang panas

t dan lebih serak dari biasanya. Ia segera duduk

dengan rasa maluny

i kamarku tidak berfungsi. Aku butuh mandi sekarang. Aku

buh Aura, fokus pada wajah wanita itu, t

mencoba kembali ke sikap dingin dan datar. Ia m

an kedua tangan di pinggul, gerakan yang secara alami menonjolkan lekuk tubuhnya lebih

mobilannya, kini ikut mendongak, meras

baiki airnya? Waktu itu, keran di kamar mandi atas

an penuh selidik dan curiga. Kian benar. Pria sekaya dan sepintar Baskara, ya

a. Antara mempertahankan citra CEO yang berjarak, dan membiar

menatap Aura dengan ekspresi datar yang kembali, tetapi lebih intens. Tatap

n. "Aura, tunggu di kamarmu.

r mandi Aura. Ia membawa tas peralatan kecil dan sebuah s

intah Baskara

kus handuk. Ruangan sempit itu terasa dipenuhi oleh aura dominan Baskara. Ia membun

ia itu berkonsentrasi. Pria itu tampak sangat fokus pada masalah pipa, mengabaikan fak

gan di balik panel kecil. Bunyi ke

r yang tadinya mampet tiba-tiba menyembur k

ara yang sedang jongkok dan juga mem

kejut, tetapi di otaknya, sebu

ur sedikit karena semb

an gerakan dramatis yang terlalu dilebih-lebi

n di lantai keramik yang basah. Ia menja

terkejut dengan semburan air, han

sesnya, ia sengaja menjat

telanjang jatuh menimpa tubuh B

de

ar mandi yang basah. Tubuh Aura yang

uh di atasnya sedikit terengah-engah, tetapi matan

an basah karena air shower kini terkunci dal

engangkat tubuhnya sedikit, lalu menjatuhkan kepalanya

enar jatuh!" kata Aura, na

mengerang pelan,

ang akan acuh tak acuh dalam situasi seperti ini. Aura menekan tubuhnya lebih erat

rahangnya mengeras, seolah berusaha melawan godaan yang membakar. Tangannya teran

arkan kontak yang terjadi, membiarkan B

ereka dipenuhi dengan kilatan amar

" desis Baskara,

g aku jatuh, Mas

auhkan dirinya dari tubuh Aura. Pria itu ber

membalikkan posisi mereka, membuat Aura yang kini terbaring di

h kuyup dan tampak sangat marah-marah pada situasi, marah p

. Aura belum pernah mendengar Baskara berbicara sekeras itu. "Jangan pernah, pernah kamu ulan

telanjang di lantai. Ia mengambil handuk Aura yang tergel

ah," kata Baskara, dengan suara yang kembali dingin, tetapi bergetar. Ia berbal

reaksi yang sangat besar dari pria es itu. Ia merasa sakit di pingguln

ku menghancurka

ar malam itu juga. Tetapi di sisi lain, ia juga tahu, pria itu tergoda. Godaan itu adalah senjata Aura. Dan ia t

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka