Ketika Suami Membagi Cinta
n denting seolah ikut menyuarakan kegelisahan hati Arunika. Ia duduk bersandar di kursi dekat ranjan
alam. Ini bukan lagi hal baru. Sudah berbulan-bulan ia terbiasa menungg
firasat buruk yang membuatnya gelisah. Ia menoleh ke arah meja kecil
n tangan sedikit bergetar. Sebu
orang wanita. Mereka tampak mes
ata pada dirinya sendiri bahwa itu hanya orang iseng yang ingin merusak rumah tangganya. N
ya. Dan wanita itu tak lain adalah Selina. Mereka tertawa bersama, seolah dunia hanya milik mereka berdua. S
ka luruh tanpa
ki Davin menggema di lorong. Arunika buru-buru menyeka wajahny
ajahnya tampak kelelahan, tapi ada kilatan berbeda di mat
melepaskan sepatu tanpa benar
u," jawab Ar
melewatinya begitu saja. Seolah keberadaan Ar
Arunika tak sa
gilnya, suara
pintu kamar, menoleh denga
engepal di sisi tubuhnya. "Kau ber
a berubah dingin, menusuk seper
atapnya dengan mata yang berair
dara. Hanya suara hujan yang te
wajahnya semakin dekat dengan Aru
uk lebih dalam darip
, ingin berteriak, ingin menuntut. Tapi suaran
auh. "Aku sudah lelah, Arunika.
mas. Kata-kata itu menghancurk
embeku. Mireya bangun pagi dengan wajah
sa jalan-jalan, kan? Pa
meski hatinya terasa remuk. "Iya, sa
gan pakaian kerja rapi, Aru
alan-jalan?" tanya
atap jam di tangannya. "Maaf, sa
edup. Ia menunduk, memain
kari janji pada anak mereka. Tapi melihat dinginnya tatapan
g larut, bahkan beberapa kali tak pulang sama sekali. Mireya yang dulu b
olos tanpa sadar menyakiti hati ibunya. "Papa
Maafkan Mama, sayang. Mama
ang kehilangan. Kehilangan suaminya, kehilangan
mah. Pandangannya kosong, menatap bunga mawar
ah panggilan masuk dari nomor tak
al
dengar di sebera
siapa
elina. Aku hanya ingin bilang... hati
ercekat.
ndapat jawaban, sam
kut sekaligus penasaran. Ada sesuatu yang lebih besar, lebih
us yang ia terima seminggu lalu. Hatinya berdebar kencang, seperti genderang yang dipukul tanpa henti. Selama beberapa ma
berapa orang duduk santai, sibuk dengan laptop atau percakapan me
angan. Rambutnya sebagian sudah memutih, wajahnya dipenuh
anyanya begitu
ang mengirim
Arunika duduk. "Nama saya Ratna. Du
yang Anda maksud dengan sura
bukan sekadar wanita yang merebut suami Anda.
u kuduknya berdiri. "
a lalu kelam. Banyak pria yang terjebak olehnya, kehilangan se
Apa maksud Anda? Anda
nunjukkan Selina berdiri bersama seorang pria paruh baya yang tampak berwibawa. "Itu bos saya dulu. Pengusaha suk
gan tangan bergetar. "Dan ka
Selina selalu tahu cara membuat pria tunduk. Dia memanipula
bukan hanya perasaan cintanya yang direbut. Suaminy
tahu saya semua ini?
ng hancur karena dia. Saya lihat mata Anda, Bu. Anda masih mencintai suami
sadari. "Tapi aku lemah. Davin bahkan tidak mau
uktikan. Cari tahu siapa Selina sebenarny
asa asing baginya. Ia melangkah pelan ke kamar, mendapati Davi
a Davin sekilas, ta
a berusaha te
nselnya di meja.
ya sejenak. "Ber
gus. "Seseor
as. "Lucu sekali. Kau menuduhku, semen
gang. "Jangan ba
tapi ia menahan diri. Ratna benar-ia butuh bu
a mengikuti dari jauh, mencatat tempat-tempat yang sering didatanginya.
ki sebuah hotel mewah. Rasa curiga membun
seorang pria asing. Mereka terlihat akrab
yimpan foto itu. Ada perasaan bersalah karena ia seperti menguntit, takti foto itu mungkin tak cukup. Davin bisa saja meny
a pucat, matanya sembab. "Aku harus kuat," bisiknya
ring pulang larut dengan alasan pekerjaan. Arunika pura-pura tidak tahu, t
tai. Wajahnya tampak lelah. Arunika yang sed
aik saja?" tany
r, lalu menghela napas p
kalinya dalam beberapa bulan
napa?" suar
arus memilih apa. Hatiku... sudah terlanjur untuk Selin
gitu, kenapa kau biarkan aku hancur sendirian? Kau tah
nduk. Tak
kangi. Jarak di ranjang serasa
: ia tidak akan tinggal diam lagi. Ia
menemui Ratna. Kali ini di tempat
ta Arunika sambil menunjukkan
ni awal yang baik. Tapi kita butuh leb
ngangguk.
tidak akan mudah. Selina bukan wanita biasa. Dia licik, dan dia t
lik itu ada api kecil yang menyala. Untuk pertam
eya, ia tetap menjadi istri dan ibu yang tampak tenang. Tapi di balik itu, ia m
nya dengan bingung. "Mama, kenap
anaknya. "Mama hanya ada urusan, say
pun yang terjadi, ia tidak akan mem
yang diberikan Ratna, pintu kamar terbuka. Davin
sedan
enutup laptopnya. "Tidak ada.
ama. "Kau berubah, Arunika. Aku tidak
pas. "Aku tidak se
Waktu mereka semakin singka
Arunika menatap langit gelap di
sungguhnya bar
edang menyambut hari yang baru dengan penuh kebahagiaan. Namun, bagi Arunika, pagi ini terasa berat, sesa
n lelaki itu menusuk jantungnya tanpa ampun. Dan yang lebih sakit lagi, bagaimana Dirga lebih memilih m
ayat-berulang kali, tanpa jeda. Sementara di meja rias, bayangan wajahnya sendiri yang pucat, denga
k Arunika, masuk dengan hati-hati membawa nampan
pagi belum ada yang masuk perut,
um yang dipaksakan muncul di bibi
Nay. Tapi... Ka
t tempat tidur. Ia kemudian duduk di sisi Aru
ang rugi. Jangan biarkan mereka menang deng
kembali jatuh,
i mana. Semua orang seakan menilai Kakak sala
nya lekat-lekat, l
ang penting sekarang, Kakak jangan menyerah. Kalau Kak
ikit merasa hangat. Namun, luka
sa tegang. Ibu Dirga, Ny. Ratna, duduk dengan wajah dingin sambil menyerup
empuan itu tidak pantas jadi istrimu,"
panjang. "Bu, jang
akan skandalnya. Kamu mau terus menutup m
jahnya menegang. "Arunika bukan
rang, buktinya mana? Yang ada hanya foto-foto, video singkat, da
u selalu penuh senyum, kini berganti dengan tatapan penuh luka. Ada bagian dalam di
buah kafe mewah bersama seorang pria ber
ur. Dirga mulai menjauh darinya. Sebentar lagi, aku bis
tersenyum tipis. "Kamu puas me
selalu punya apa yang aku mau. Dirga, perhatian semua
uka itu. Kita lihat saja, apakah Arunika benar-benar
lihat rapuh di depan Naya. Ia berjalan ke halaman rumah kecil mereka, mencoba menghiru
a, Arun
nya aja udah nggak
h sama bosnya sendiri
alu mempercepat langkah kembali ke dalam r
menunggu dengan
tadi a
ka semua nggak akan pernah percaya, Nay. Rasanya
Kak. Kalau Kakak pergi, siapa yang akan membuktikan ke
sisa api kecil di dalam hatinya. Mungkin b
s wiski di tangannya hampir habis. Ia menatap foto pe
aku nggak bisa benar-benar me
ering. Sebuah pesan masuk
tang istrimu, temui aku di ta
rasa penasaran sekaligus curiga. Apakah ini jebakan? Atau mungkin
embali ke kantor. Meski hatinya ciut, ia tahu jika ia berhe
mua mata menatapnya dengan penuh e
.. yang selin
k jabatan, ternyata
, tapi masih bisa nyel
saha menahan air mata, berusaha men
masuk dengan wajah penuh
engar kabarnya... aduh, aku sampai
tajam. "Jangan pura-pura peduli
manis. "Kamu jangan asal nuduh, Nika. Aku sahabat kamu, lh
muanya. Tapi ia tahu, tanpa bukti, semua orang
i pesan misterius. Ia menunggu di bangku ka
ia paruh baya menghampirinya.
ga?" tany
. "Ya. Kamu yang
nda bukan seperti yang Anda pikirkan. Semua bukti yang be
jam. "Siapa? Siapa
in Anda tidak akan langsung percaya. Tapi saya punya sebag
ragu, tapi juga ada harapan kecil. Apakah
hujan yang baru saja turun. Ia menggenggam telepon genggamnya, menatap nomor Dirga ya
kah aku mencoba lagi, mesk
anya ja
tan. Aku lelah, tapi aku masih