CEO YANG MENKUJGKIRBALIKKAN DUNIAKU
car, meski semuanya terasa seperti berjala
l-dan tetap semangat mengejar beasiswanya. Aku juga tahu dia sengaja meng
eng menaklukkan gadis yang berbeda dari yang lain. Delia tidak seperti mah
bisa tahan untuk tidak menoleh padaku. Tapi sekarang, malah aku yang benar-benar jatuh. Bukan sekadar t
inum teh dan makan camilan ringan di teras kontrakannya. Itu waktu-waktu kecil yang membuat hariku terasa lebih ring
lemper, kue lapis, atau donat isi krim-camilan favoritnya. Kadang juga makanan dari warung langganan Mami. Jumlahnya jelas bukan cuma untuk
mereka tertawa lepas, rebutan pastel,
ia-stok lama dari gudang Toko Opa. Rupanya Delia membagikannya ke teman-temannya, selain tet
itu karena Delia. Dia yang mengajariku melihat ulang hal-hal sede
a camilan atau membagi sepatu si
ukan agar dia melihatku, tapi karena a
lupa dari hubunganku deng
gan Delia. Sejak awal aku sudah melihat gelagatnya-cara dia memanipulasi, memutar kata, dan berpura-pura lembut
l, baju koleksi musim semi. Bukan topiknya yang membuatku kesal, tapi
trategi branding, makna simbolisnya, dan dampaknya pada masyarakat.
knya terang-terangan, tapi juga tidak pernah mengiyakan. Kupikir biarlah waktu yang
Dia pura-pura sedih di depanku, bahkan menangis sambil berkat
ri kejauhan aku melihatnya-berdiri dengan tangan berkacak pinggang, wajah sinis, suara tinggi men
. Tidak melangkah. Tidak memb
daan. Takut dia memengaruhi pihak kampus dan mencelakai Delia. Cinta tahu bagaimana mema
biarkan Delia diserang dan terluka, lalu per
, dan aku tahu itu adalah kesalahan