CEO YANG MENKUJGKIRBALIKKAN DUNIAKU
t di depan kontrakan. Awalnya kupikir tetangga sebelah kedata
anduk kusampirkan di bahu, dan aku hanya mengenakan kaus rumah belel plus ce
keramat. Dan yang keluar dari dalamnya? Si Songong Arkan, dengan kacamata hitam yanmelo
" tanyaku cepat, gayun
rsandar santai
ya ringan. "Dan aku penasaran, kamu kelihat
i kenapa jantungku
baju yang sedikit lebih pantas, lalu kembali ke
s, tangan disilangkan, kaki selonjor, tampang
kataku, menye
kamu perlu duduk di sebelahku b
" balask
k tulisan di p
uk. Cowok jelek apalagi. C
an, lalu nyengir s
masuk kate
bawah," jawab
aku masih harus sering-serin
ah, malas
ratus kali mampir baru bisa
i hampir menyemburkan t
ntangan
mengangka
ima. Hatimu... nan
aya santainya malah bikin jantungku
kembali meraung halus dan melaju perlaha
membawa tiga kardus besar martabak-keju, cokelat kacang, dan martabak telur. Semua dari
a bulan untuk bisa membeli satu kar
dengan senyum jahil.
ng ap
ya sambil ketawa. "Teh yang ber
sekaligus gemas. D
uh di piring untuk disajikan, sebagian lagi kusisihkan buat teman-tem
kir teh manis, plus dua piring kecil dan garpu mungil. Kami dudu
ik peringkat nih," ujarny
naik sepu
ga," sah
u jangan-jangan... kamu memang
mend
cepat buat n
penasaran," jawabnya leb
orang tua, seakan-ak
gak lama. Sepertinya dia tidak m
alaupun nanti semuanya diwariskan ke kamu, kalau kamu cuma bi
enyum yang lebih lembut dari biasanya. Dia mengambil potonga
yaku cepat, s
anisnya jadi dobel-dobel
dengus.
tampan menyebalkan. Dan entah k
ongong, tapi kena
♡
enang begitu melihat martabak tersaji di meja makan
ka menikmati makanan mahal yang
ni sambil menyomot martabak te
ns," sah
nggak perlu nabung berbulan-bulan buat bisa makan makanan se
Arkan. Bahkan sampai dua pekan, bayangnya pun tak terlihat. Tidak ada mo
-dan, entah ken
anku waktu itu? Apa dia benar-b
dak ada. Dia seperti
an pergi sesuka hati,... biki