CEO YANG MENKUJGKIRBALIKKAN DUNIAKU
aku bertemu dengan teman-temanku yang bed
kumannya aneh pula. Idih males banget cium tangan orang songong. Mending aku gigit a
nyata pesan dari Barata, pacarku sejak S
masing-masing. Dengan kecepatan sedang, aku mengendarai motor menuju ruma
ama tiga teman sekampus: Reni, Nani, dan Sinta. Ruang tamunya kami ubah menja
g-kadang juga difungsi
ada empat spring bed tunggal tanpa dipan, lemari kecil masing-
h hemat dibandingkan kos ber ac dengan kamar mandi d
asur. Sambil menunggu telepon dari Barata, aku memandangi langit-langit kamar, membiark
ponselku
a kabar?" Suara Barata terd
baik. Akang gimana? Bandung di
Lalu tanpa banyak basa-basi, ia berkata,
, rasanya sepert
a?" tanyaku dengan suara berg
lagi. Akang maunya nanti langsung nikah, kalau sudah kerj
esak yang mulai memenuhi dada.
kan? Udahlah, terserah. Delia juga udah ketemu yang lebih
ngan gemetar, aku memblokir semua akun Barata di WhatsApp dan media sosial.
ntuh di hadapanku. Semua cita-cita, harapan, dan janji man
rtidur. Saat terbangun, kulihat teman-temanku sud
jangan bikin masalah sama dia. , Del." kata S
ggeleng, meski ma
itu aku nangis," sahutku m
kan begitu," tanya Nani, dud
" ujarku lirih. Air m
Tiba-tiba?" ta
lagi. Tapi aku yakin sih, dia udah nemu cewek ba
Arkan. Dia cucu konglomerat Bimasakti. Banyak orang yang berusaha dekat sama dia, siapa tahu bis
ja males, apalagi deket-deket c
Katanya mau bantuin Umi sama Abah
ezeki dari Allah, bukan dari
in malas berdebat dengan
tu makan malam. Besok kuliah pagi,
pelan, mencob
gal serumah, kami berempat berbeda jurusan, walaupun di fa
ci, aku setengah berlari menuju Gedung C. Hari ini ada kuliah umum
a duduk di barisan depan. Namun, baru sa
ama beberapa teman cowoknya. Melihatku, di
sai sama aku," katanya samb
lalu mempercepat langkah. Tapi deng
mudah itu," katany
"Mau kuliah, kan? Aku
at," katanya, mema
jang, mencoba bersaba
. Kalau kamu bisa jawab, kamu boleh lewat.
h," sahu
ia
mengangg