Cinta Untuk Nadia
Jumpa
*
bertemu. Ya, sekaligus pertama kalinya aku
ak sengaja bertemu. Aku sendiri tak bisa melepaskan pandangan ini dar
rangan menatap seseorang, apalagi dia seorang
nar-benar cantik." Aku mengulum seny
ponakannya tauk!" Mendengarnya menyebut nama Abah Y
upaya bisa mengenalnya lebih jauh. Siapa tahu, Abah Yai mau memban
hku!" seruku kemudian, sembari menepuk
r teriakannya, tetapi kuabaikan begitu
*
amu'al
k pintu rumah Abah Yai. Tak
aikums
Gadis yang tadi pagi sempat membuyarkan fokusku saat acara peresmi
sembari menatapnya dalam. "Mas
bisa saya bantu?" tanyanya s
u menatapnya seperti itu. Apalagi kami sama sek
edikit gugup, sesekali menggaruk
ya panggilkan dulu." Tanpa menunggu
ntuk berjodoh, ya? Sampai-sampai sudah dua kali kami bertemu
Yai yang begitu tiba-tiba, son
." Aku mengulurkan tangan, menc
u apa?" tanya Abah Yai, sembari mendudukkan diri di kursi teras da
kurang sopan." Aku mulai mengutarakan i
ah!" Beliau menata
" tanyaku dengan ragu, sesekali mencuri pandang p
sir?" Abah Yai bertanya to rhe point, sam
it tawa yang kuberikan, sesekali
u. Dia baru pulang dari Ka
. Ah, aku jadi teringat kembali bagaimana dia tersenyum saat me
ari mengulum senyum m
memang
agapan saat beliau tersenyum kepadaku. As
, upst!" Aku refleks menutup mulut
kepala. Aku sendiri kikuk, tak berani melihat ke ar
kaupunya, baru nanti kubantu untuk mendap
adang pasir yang tandus. Suatu kes
a dan mulai mambaca serta memahami kembali kitab itu, sesuai yang diper
*
ah. Rupanya Ibu mengirimkan surat lewat Mas
Sedangkan sekarang, musim tanam padi telah tiba. Sawa
satunya dari empat bersaudara. Otomatis akulah yang har
ni. Usai subuh tadi, aku sudah meminta izin pa
ga bijaksana. Tak pernah sekalipun aku melihat belia
contoh perilaku Sang Baginda, sehingga mendapatkan banyak berkah dari-N
orang yang mendapat syafa'at dari Sa
s?" tanya Robi, saat aku tenga
mengalihkan pandangan dari beberapa lip
, kakakku mau menikah. Jadi, dalam minggu ini juga aku harus menyelesaikan tugas kul
a, Rob. Semoga semua diberi ke
ku. Bedanya, dia juga kuliah di Universitas Islami yang
ku tak punya modal untuk membiayaiku menempuh pendidikan sejauh itu. Penghasilan ayah hanya cukup untuk biay
embutuhkan bantuan. Seperti ikut memanen cengkeh, kapulaga, kopi dan hasil kebun lainnya. Upah yan
ah. Setiap kali beliau akan memberi upah, pasti tak kuterima.
aat berada di samping rumahnya, beliau
untuk kedua orangtuamu. Semoga aya
Assalamu'alaikum, Bah," pami
an aku segera pergi setel
ba-tiba saja seorang laki-laki berpakaian hitam, be
ihat wajahnya yang putih dan bersih, juga lumayan t
ar nggak nabrak terus!" seruk
u dengan tajam. Seolah semua ini adalah sa
*E