icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Untuk Nadia

Bab 4 Oleh-oleh Untuk Paman

Jumlah Kata:1229    |    Dirilis Pada: 07/11/2021

h-oleh Un

Na

kalinya aku mengunjungi rumah Paman Abdull

dua tahun sepertiku, mau membawa dua kardus besar dan

lupa asal usulnya, tapi yang jelas waktu itu aku mengucapkan, "Pasti akan aku beri

lah waktu itu, dengan nada ya

Mas Farid, mengejekku setelah dia mengkhitbah Mbak Syifa. Sebenarnya, seharusnya dia yang

Sebenarnya tadi Ummi sama Abah sudah menyarankan agar dibantu oleh Ma

u bisa hemat waktu dan tenaga. Hhh ... tapi aku juga nggak mau menging

ah mengatakan itu! Memang penyesalan itu selalu datang terl

erharga, karena dia yang membelikannya sendiri untukku. Ya, dia ... Farhan. Ses

i macam jajanan khas Mesir, karpet, souvenir, dan yang khusus untukku adalah sebuah jilbab dan bur

n, dia ... melamarku. Aaa ... wanita mana yang tak bahagia,

tak boleh berpacaran. Akhirnya, hanya doalah yang selalu kupanjatkan pada-Nya, agar

i dan juga diriku yang menyambutnya. Seharusnya ada Paman,

n aku, sebenarnya ada empat bersaudara, tapi ketiga kakakku telah t

am hati selalu berdoa, semoga aku segera mendapat seorang adik. Namun apa daya, kala

*

i gerbang pesantren milik Paman. Aku langsung turu

angat berat! Bahkan tanganku sudah merah-merah semua akiba

akan kumintai bantuan. Namun sayangnya, sudah sekitar sepuluh menit

adzar, atau memang kebetulan seram, sih? Lalu kulihat seorang p

boleh ketinggalan! Siapa pun dia, a

untuk membawakan salah satu kardusku. Namun ternyata, dia

embawakan kedua kardus itu. Alhamdulillah ... akhirnya

k menunggu. Kutemui Paman Abdullah, yang waktu

hnya, kemudian segera mengulurkan tanga

jawab beliau sembar

ulu, Nad? 'Kan bisa dijemput Irsya, kal

nak-anaknya yang nyebelin. Apalagi si Irsya itu, rempong!

ripada dijemput sama Irsya yang doyan ngomentar

menggelengkan kepala, "Dia itu cuma kangen sama mbaknya, Nad.

rnah bertemu. Dulu, kami selalu bersama. Dari sekolah MTs sampai MA, tak perna

upa. Itu, di depan ada oleh-oleh buat Paman. Ng

Paman sudah dikasih, deh, sama

ka." Tanpa menungguku berucap dua kali, Paman seg

lelaki yang tadi menolongku. Beliau mema

padanya, "Usaha yang bagus, Nak, semoga berhasil!" Na

apa, ya? Jiwa keingint

a, sudah ada Irsya yang tengah membantu Bi

apulaga, tapi sekarang ... jangankan menc

Bi," sapaku, tersen

m memandangku. "Ke sini sama sia

i, Bi,"

ulu, Nad? Kan bisa aku

nyebelin, ngomel mulu," tegasku

ngagetkanku. Aku menoleh, terl

oleh-oleh,

sya menata

senyum, mengingat semu

emoga ... kita be

ia, nih, Bah. Jangan-jangan dia udah kepin

bisa jadi fitnah kalau memang nggak ben

mpakkan tampang sekonyol mungkin, agar

aman yang bertanya. Mau tida

Dia ... anak Kyai Abu Salam, orang ke

an tahu kyai

kirkan. Apa mungkin beliau tidak senang mendengar k

pa?" tanyak

k apa-apa. Apa kalian pacar

pun tiba-tiba tanpa memberitahu lebih dulu.

sudah la

us, tapi beda fakultas. Dia laki-laki ya

Ya, semoga saja,"

? Kenapa Paman ter

*E

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka