Cinta Untuk Nadia
Kece
Na
'alaikum,
han ternyata. Buru-buru aku membukanya. Tak terasa, lengkung bibir ini
.. Nadsay i
m sendiri?" tanya Ummi yang tib
pa, Umm," kilahku, menyembun
mulai pandai berbohon
adanya. "Ehm, ini, Umm. Mas Farha
a Ummi. Anak sholehah nggak b
anak kecil. Bahkan, nada bicaranya pun seperti mena
kemudian segera membalas
, Mas. Maaf, Nad
ng aku bahkan tidak mengerti sama sekali
ian, muncul ba
u ... Nadi
aca pesan darinya. Jadi begini rasanya, ketika rasa
eran sayang
ngetik. Debaran dalam dada tak bisa kuhi
ampai udah nggak sabar
at? Ini malah membuyarkan konsentrasiku dalam membalas pesannya. Ya
juga,
ing berbalas pesan, sampai akhirnya terdengar suara adzan Isya
*
hari kemarin menemaniku sepanjang hari, kini sudah habis terba
it berjalan kaki. Aku biasa melakukannya. Selain
ang yang tak asing tengah ikut merapikan bebe
pakah dia seorang karyawan baru atau bukan.
perti ada yang aneh dengan hatiku. Ak
li aku memergokinya tengah menatapku. Entah apa maksud dar
erkas penjualan yang tertinggal di ruma
u sembari menerima nov
Jangan lupa kunci pint
ninggalkan beliau, setela
*
uara yang begitu nyaring, seperti suara gesekan antara
, Ya Allah .
enyaksikan sendiri bagaimana tubuhnya terpental setelah sebuah minibus menabraknya, kemudian mengha
i tidak melarang. Ingat, Nadia, kalian bukan mahram!
menabrak hambamu tanpa sengaja!" seru sopir minibu
sekitar jalan menghampiri kami. Kemudian
menoleh sebelum mobil itu menabraknya, mungkin dia akan selamat. Ya Al
r saat aku melafadzkan doa untuknya. Rasanya,
g baik dan pekerja keras. Dia tidak pernah mengeluh selama bekerja d
mobil, mengantarkannya sampai rumah sakit. Namun segera kuurungkan niatku setel
gar aku bisa pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan
nya, kulihat dia tengah b
rumah sakit juga, pengen lih
menyuruhnya ke seberang jalan!
ecelakaan, hanya Allah lah yang tahu
Allah." Kemudian menatapku sekilas. "Kamu memang sudah dewasa, Nad
di bibirnya. Syukurlah, dia sudah
adalah anak jalanan yang Abah angkat sebagai anak. Dia su
embantu Abah. Jadi tetap saja, waktu kecil aku
lamarkan seorang perempuan untuknya. Waktu itu aku
ponsel berdering. Ternyat
m, Nad?" Terdengar sua
ba menjawab untuk setenang mungkin, a
ke situ, bol
mah sakit, ya? Hm, lebih baik begitu.
i. Nama tokonya, Maulia Media." Kemudian pan
tanya Mas Arya, dia baru
ini. Nanti sekalian aja Nadia
nak. "Berdua?" t
u Mas Arya ngga
elum sah, tidak boleh p
ya 'kan jadi bertiga," ucap
alam menjagaku. Jarak usia kami memang lumayan jauh. Dia Abah masukkan ke MTs saat u
mengajaknya ke rumah sakit. Namun saat Mas Arya ikut masuk k
ke
*E