icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Untuk Nadia

Bab 2 Kembali Bertemu

Jumlah Kata:1115    |    Dirilis Pada: 07/11/2021

Kembal

*

adalah jalan masuk ke desa di mana aku tinggal. Desa sederhana yang udaranya

ki, dapat kulihat sebuah rumah sederhana dengan pagar kayu. Di sekelilingnya tertanam berbagai

arena termakan waktu. Aku ingat kapan pertama kali ayah membangun rumah ini. Se

p salam, tetapi pintu rumah tak kunjung dibuka

gar suara dari arah belak

n, itu adalah hasil dari berkebun. Bisa kulihat dari pakaiann

olehnya. Lumayan berat. Kuintip isinya, ternyata singkong. Asyik juga. Sudah lama

*

k?" tanya ibu, saat kami

gitu lahap dalam menyantap masakan ibu. Selain karena lapar, aku memang me

mbilan, Bu," ja

u, ya. Ayah masih tidur di kamar, ba

ari bekerja dengan keras demi kami. Seharusnya aku yang menggant

memang cita-cita kami ingin memondokkanmu, Nak, karena kamu satu-satunya anak laki-laki dari keluarga ini. Bagaiman p

kasur. Tubuhnya terlihat lebih kurus dari terakhir kali kami bertemu. Aku ingi

ga kau segera

*

emua pekerjaan di sawah dan ladang milik Ayah s

Ayah dan Ibu. Alhamdulillah juga, keadaan Ayah sudah memb

a kesehatan kalian. Assalamu'alaikum," pamitku

Nak. Turuti perintah gurumu, insyaallah akan m

sudut mata, kemudian meluncur dengan mulusnya m

a melakukan hal yang sama. Kemudian seu

," ujar keduanya. Aku mengangguk, kemu

nya sopir angkudes yan

sampai sana?" jawabku, sekalian bertan

a naik bus untuk sampai ke pusat desa. Baru setelah itu naik angkudes

nya saja, kali ini aku ingin bertanya. Siapa tahu dia bisa m

h, nggak papa." Kemudian aku

*

saya?" Sebuah suara menyapa, saat aku bar

g selama dua minggu ini menghiasi pikiranku. S

Dik?" Ah, kenapa juga sapaan

mengenal dengan dekat? Ah, biar saja. Toh, sapaan 'Dik' bisa saja berlaku pada ora

akan ini, Mas. Saya mau bawa yang itu," jawabnya, menunjuk

padaku yang langsung berganti menjadi ... mas. Masya Alla

ya, ba

dengan dia yang langsung membawa kardus lainnya. Entah apa isinya kardu

muanya," ucapku, kemudian meraih

, ini bera

rti ini," ucapku, kemudian melangkah mendahuluinya. Kedua

yang berat seperti ini?" tanyaku, sedik

il Paman Abdullah, atau siapa saja santri yang berada di dalam untuk membantu membawa i

aranya, terdenga

aku, sebelum akhirnya me

potkan." Ada rasa tid

taruh di mana?" tanyaku kemudian, kami s

ggilkan Paman dulu." Dia lan

depan pintu. Tak lama kemudian, pintu terb

u sudah kembali

u di lantai teras, kemud

Bah, barusan," ucapk

ujar Nadia dari balik punggung Abah Yai,

Azis yang membawakan?" ta

ah. Tadi nggak sengaja ketemu di depan. Terus, Dik Nadia minta t

dian menepuk pundakku dengan pelan. "Usaha yang

Apa mak

*E

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka