Amanah dari Sang Ayah
hat bangunan mewah yang katanya mansion milik Ethan. Perut mules dan rasanya ingin buang
suam
i ada ribuan kupu-kupu
uh minuman a q ua ke atas pa
u pucat seolah melihat saya membel4h mata rus
rusa! Sungguh
a tangan ketika sensasi dingin kian bertambah dua kali lipat. Biar pun memiliki wajah
g, Om. Aku gak mau ma ti di dalam sana. Aku ... masih per a wan!
ng mau bu n uh kamu?" Kali ini disertai kekehan kecil, "baru tau kalau kamu sepenakut--
ingsut mundur hingga mentok ke kaca, "Maaf, Om. Aku nggak senga
gut seraya melepas sabuk pengaman. Setelah turun, langkah kecilku berja
ja. Jangan buang-buang waktu lagi." Ow, ka
rapa kali, "Perlu saya gendong?" Meringis, kemudian geleng-g
su
terkejut tatkala pintu utama terbuka, mereka berdua disambut penuh antusias oleh keluarga besarnya Et
tku sadar sepenuhnya. Meminta maaf kepadanya, aku menyunggingkan
ah, sekarang apa dong? Terlihat welcome loh m
amata, hingga tiba lah beliau menarik kedua sudut bibirnya--tersenyum hangat. Kan, kenapa aku kepengen nangis. Beruntungnya
aget kala Isabella--Mama Ethan menarik lembut
tanya dariku. Aku ada salah sama beliau? Menggigit
ggilnya Tan
gajakku ke tengah-tengah keluarganya. Disuruh duduk single
reka senantiasa berdiri, komp
ngkan keheningan yang tercipta selama satu menit