Amanah dari Sang Ayah
h mimpi belaka. Tiba-tiba dimasakin makanan kesukaan oleh beliau. Menikah secara me
kubilang, rasanya seperti mimpi. Tolong, sadarkan aku
Ayah. Pikiran berkecamuk, jantung berdenyut sakit, dan kepala perlahan menunduk. Menyembunyikan tang
aan jantung semakin sesak. Nafas pun kian susa
ya harus menungg
e
gitu dingin
yuruhmu!" balasku t
p tegas juga penuh penekanan. Bulu kuduk dibuat merem
ap netra tajamnya. Bola mata cokelat, hidung mancung, alis tebal, dan memiliki
afas. Kulihat dia--ah, lebih tepatnya Tuan Ethan, menaruh asal payung hitam. A
saya, harus tinggal bersama di mansion milik Ethan Alexand
i sa
r hutang-hutang Ayah kamu." Dia sangat be
i hutang kepada pria
k memberitahu se
up-sanggup aja. Tapi, kalau nominalnya f
aya lunas kayak di novel-novel yang pernah ia baca, "Hutang
aya menutup mulut. Banyak banget lima puluh
ayar tagihan kredit Kakak kamu, Evelyn." Wah, percaya deh semisal Ethan seo
rti tadi. Pekerjaan saya lebih penting dari kamu." Ck, bisa ngibul juga dia. Bi
aku pikirin. Udah
isan sang Ayah, aku pa
enghela nafas gusar, mulai beranjak berdiri mengikuti langkah lebar Ethan
adan kekar tinggi, wangi pula. Kapan-kapan mau tanya, apa nama parfumn
lahkan Ethan agar duduk atas sofa legend. Lanjut pergi ke dapur, s
el
k bisa izin lah, itu lah. Heiii, kutahu itu cuma alasan aja!!! Yang ada di pikiran Evelyn yaitu kuliah semeste