Amanah dari Sang Ayah
badan body goals bertanya pada Ethan di saat aku mel
api mendadak
ja ke rumah Ayah, batinku m
ngi tanpa berniat membalas uluran tangannya, "Rahel." Akhirny
isku terangkat sebelah. Betulan memuji kah atau han
upkan ponsel seraya menguping pembicaraan mereka. Walaupun bah
mpai ada satu pesan mas
suami elo? Kagak tu wir 'kan hehe. Ah iy
ada di meja. Kalau lempar ponsel 'kan sayang lah.
uan ya, Al, Rahel." Aku tersenyum sebagai formalitas, "terima kasih
ihat dua orang sedan
gkan senyum paling manis, Selyn
latte yang diletakan di depanku. Masih batuk-batuk, aku menelengkan kepala k
uman yang sudah habis setengah. Sumpah!! Aku
pisau di atas piring. Netraku ter
s dipanggil om-om!" Ya, terus mau
il Om, terus maunya apa? Kakek?" Urat leher senantiasa menonjol memberik
kanannya!" titahny
h ken
asal dari perutku, "Perempuan memiliki gengsi ti
besar saya." Otomatis wajahku pucat pasi. Keluarga besarnya
Ethan bilang harus siap me n
a kuhadapi. Kini, keluarga besarnya Ethan yang katanya pada toxic itu ... astaghfirullah, ya aku kalah dong. Satu banding lim
memang dihadiri kedua orang tuanya Ethan aja. Engga
ganya Ethan. Jika kesampaian kabur, jadi ja n da dong semisal pria dingin di samping mau men ce rai