Rentang Waktu Di Antara Kita
kirinya memegang kertas hasil laporan pasien, sementara tangan kanannya menopang dagu. Tatapannya kosong
pengecut," gu
dengan membawa segelas kopi. "Bro,
berat. "Nggak tahu, Za. Gue kaya
n, lalu duduk di kursi seberang. "L
a mengang
a jelas suka sama lo juga. Jadi kenapa harus
, termasuk yang terakhir bikin gue trauma banget. Selina... dia masih 22 tahun.
lo ngejauh gini, lo justru bikin dia lebih sakit. Dia bingung,
kata-kata Reza menu
ena gue kesepian. Gue nggak mau egois. Gue nggak mau
bikin orang sembuh. Tapi soal cinta, lo nggak bisa ngon
°
t, menunggu pasien baru yang akan datang. Wajahnya t
ya. "Sel, kamu ma
rasa kayak aku bikin dia nggak nyaman.
an lagi ada masalah sama dirinya sendiri. Kamu tah
Kayak aku nyusahin dia," kat
orong itu. Selina dan Kian saling melihat, tetapi Kian hany
u. Artinya dia nggak marah sama kamu,"
, Kak. Rasanya dingin banget," ba
°
ng masih berkecamuk. Dia duduk di sofa sambil menatap langit-
berbunyi. Kali ini
sama Selina belum? Ja
lang. Dia tahu Reza benar, tetapi
engetik pesan
apa? Bisa ketemu
irimnya. Jari-jarinya ragu, seperti ada yang menahannya.
gumamnya sambil
°
nghindari Selina seperti biasa. Namun, di ruang
Kian masuk. Mereka saling melihat, dan
anggil Selina de
jawab Kian, berusah
u cuma mau tanya... Aku bi
ian terdiam. Dia tidak t
ayak gitu?" akhirnya
bercanda. Sekarang kamu kayak ngejauh dari aku. Aku ngg
in bersalah. "Bukan salah k
h dari aku? Aku cuma mau kita kayak dulu lagi
kamu jadi korban perasaan aku yang
u ngejauh kayak gini, kamu udah bikin aku sakit,"
Dia tidak bisa memb
a aku, bilang aja. Jangan bikin aku
k sama kamu. Aku cuma nggak yakin aku pantas
a seorang perawat masuk, memangg
Kian sebelum pergi, meninggalkan Se
°
Selina terus terngiang di kepalanya. Dia tahu dia sudah meny
ponselnya dan
h bermaksud bikin kamu sakit hati. Aku c
. Dia hanya menatap layarnya, berharap bisa menemukan cara unt
dan terluka. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya ada di pikiran Kian, tetapi
adi rumit, Kian?" gumamnya sambil