Rentang Waktu Di Antara Kita
a henti. Namun, di tengah kesibukan itu, Selina merasa seperti terjebak dalam dunia
nya sering melirik ke arah pintu, berharap Kian akan masuk dan menyapanya se
bengong mulu," tanya Lita, sesama
Nggak kenapa-kenapa, Kak.
? Kerjaan kamu biasa aja kok hari ini
m. Dia tahu Lita cukup peka terhadap
, ya... mungkin iya," Se
nebak. Kamu sama dokter Kian kenapa, sih? Aku l
ring ngajak ngobrol, perhatian... sekarang bahkan buat senyum
n dia lagi ada masalah pribadi. Cowok kayak dokter Kian k
lah. Aku takut aku ngelakuin sesuatu yang bikin di
yakin masalahnya bukan di kamu. Dokter K
meskipun hatinya masih
°
lebih awal. Namun, saat berjalan menuju pintu keluar, dia
alu mencolok. Dia melihat bagaimana Kian terlihat serius
Selina, deh," kata Reza,
takut malah bikin dia s
-kata itu cukup membuatnya penasaran. Dia merasa ada sesuatu yan
°
ampu-lampu kota Jakarta yang berkelap-kelip. Angin mal
iran terus, sih?" gumam
yi, menunjukkan
dang cowok emang aneh. Tapi kalau
rasa bingungnya tetap tidak hilang. Dia memutuska
ibuk? Aku cuma mau
a dibaca. Selina menunggu beberapa menit, lalu
Kamu bikin aku bingung," gumam
°
asaan yang sama. Dia berharap ada kesempatan untuk berbica
, Kian hanya memberikan angguka
nggil Selina deng
k, tetapi tidak meno
Bisa, nggak?" tanyanya,
h dengan ekspresi datar. "Aku la
berjalan pergi. Selina berdiri terpaku
°
langsung melihat Selina yang dudu
muka kamu makin lesu tiap hari,
okter Reza, saya pen
aja, ke
a? Apa saya ngelakuin ses
lina. "Aku nggak tahu apa yang ada di pikiran
bahkan nggak bisa ngobrol sama dia sekaran
res sama dirinya sendiri. Dia mungkin nggak mau kamu terlalu dek
ngerti, Dok. Saya cuma mau hubungan kita kaya
alau kamu beneran peduli sama Kian, kasih dia
meskipun hatinya
°
dangi ponselnya. Dia melihat pesan Selina yang belum d
terus kayak gi
i dia merasa itu adalah hal yang benar. Dia takut pera
awab pesan itu. Dia berharap waktu akan membantu me
balasan dari Kian. Namun, harapan itu tidak kunjung terwujud,