Rentang Waktu Di Antara Kita
yang makin sering hadir dalam hidupnya. Gadis itu penuh semangat, pekerja keras, dan punya cara tersendi
°
n sambil menyeruput kopi. Ia memandangi jendela, melamun tenta
lo?" suara Reza, teman
baru kelar visite. L
anget ngobrol sama Selina, si perawat baru. Ad
paan sih lo, Za. Biasa aja kali. Dia kan
ian sama dia dibanding perawat lain? Jangan-jangan lo
gan ngarang-ngarang. Lagian dia tuh mas
pa? Usia tuh cuma angka, bro. Kal
percakapan itu membuatnya semakin
°
berada di ruang administrasi ketik
tanya aku udah mulai ngerti ritme kerja di sini.
s dong. Berarti kamu
amu 'kan yang ngajarin aku dari awal,"
pi ia segera mengalihkan pandangan. "Ah, aku c
terima kasih banget sa
ak lebih cepat dari biasanya. Ia mulai bertanya-tanya, apakah per
°
ya. Salah satu foto itu adalah gambarnya bersama mantan pacarnya, Anya. Hubungan mere
a Selina," gum
ai dokter membuat mereka semakin jauh. Kini, ia takut hal yang sama akan terjadi jika ia mencob
°
tirahat, Selina mendekati Kia
pertanyaan nih soal pasien tadi," uja
Kian sambil tetap fokus
tnya kapan? Akh takut salah ngasih jadwal," ta
nggak usah terlalu panik, Sel. Jadwalnya udah ad
h, tapi aku tuh nggak mau sampe
at hatinya bergetar. Ia menatap gadi
kamu udah kerja keras. Dan aku yakin kamu bakal ma
ya, dokter Kian. Kamh selalu biki
api di dalam hatinya ia
°
nya, Kian sering meng
cuma a
aan bahwa Selina masih sangat muda dan mungk
za sedang duduk di ka
a sesuatu," kata Kian sa
et mukanya," balas Reza
berani nggak deketin cewek
t alis. "Selin
nganggu
ng sama, kenapa nggak? Tapi lo harus inget, Selina tuh masih muda. Janga
niat mempermainkan perasaan Selina, tapi ia juga belum yakin apakah p
°
perasaannya semakin dalam dan membuat semuanya menjadi rumit. Na
ak ngejauhin aku?" tanya Selina saat
lagi sibuk aja," jawab K
ajak aku ngobrol atau bercanda. Sekarang kamu k
a maksud apa-apa. Aku cuma ngerasa kita nggak b
ngan bingung. "Salah p
berharap sama aku. Aku cuma senior kamu di sini. N
idak tahu harus berkata apa, jadi ia hanya mengan
°
ai perasaan Selina, tapi ia merasa itu adalah keputusan yang tepat.
ennya sambil memandangi langit malam. I
terus kayak gi
at setiap kali melihat Selina tetap tidak bisa ia abaikan. Kian tahu