Mafia Koplak: Kekacauan Cinta Antara Don Arkhan dan Si Bebeb Gila
ara sosialita ibu kota sedang berlangsung meriah. Para tamu berdandan megah dengan gaun mahal dan jas elegan, saling melempar senyum palsu sambil bertukar basa-basi
asana formal ini. Dengan poni rambut yang sedikit mencuat karena salah
ukunya. Ia baru saja ditugaskan oleh panitia untuk mengawasi amplop donasi berisi uang pulu
matanya tiba-tiba terpaku pada seorang pria di sudut ruangan. Pria itu mengenakan jas hitam sempurna yang membungkus tubuh atletisnya, wajahnya tajam dengan rahang tega
erhana ala Yara langsung menghubungkan ekspresi pria itu
ah pria itu. Langkahnya cepat dan penuh semangat, meskipun sebenarnya hatinya berdebar-deb
narnya tidak ingin hadir di acara ini, tapi Rendra, tangan kanannya, bersikeras bahwa kehadiran mereka penting untuk menjaga citr
ba-tiba muncul di hadapannya. Wanita itu berdiri dengan tangan berkacak
engan suara yang sedikit gemet
. Ia tidak percaya ada seseorang yang cukup ne
penuh wibawa. Sorot matanya yang dingin membuat Ya
ikin, deh, sebelum saya lapor ke panitia!" Yara menunjuk wajah Arkhan dengan jadatar. Ia mencoba mencerna situasi ini. Siapa wa
suaranya nyaris seperti bisikan. Ekspresinya te
ekat meja waktu amplop itu hilang!" balas Yara, nadanya semakin tinggi. Ia me
rani berbicara kepadanya dengan nada seperti ini. Biasanya, orang-orang larnya, suaranya tetap tenang. Ia melirih sedikit, seol
api tetap mencoba mempertahankan posisinya. Dalam hati, ia mulai ragu. P
ndekat. Ia tidak bisa menahan senyum melihat situasi ini. "Bos, kayaknya kita
"Sudah cukup. Aku tidak punya
ngin menyerah begitu saja. "Oke, kalau kamu nggak mau
"Coba saja. Tapi aku ja
Yara merinding. Tapi sebelum ia bisa membalas
mukan. Ternyata jatuh di bawah meja," kata pe
menoleh ke arah Arkhan dengan ca
pa ekspresi, tapi ada sedik
♡
tuduhannya tadi. Tapi, entah kenapa, pria itu selalu muncul di mana pun ia berada. Ketika ia pergi ke
an sambil melirik ke arah Arkhan, yang
mberikan tugas baru. Ia diminta untuk membagikan kupon hadiah kepada para
alu fokus, ia tidak melihat ke arah kakinya dan akhirnya tersandung kabel yang melintang di
aa
buhnya jatuh tepat ke dada seseorang. Ketika ia mendo
ada di mana-mana?! Kamu ngikutin ak
k aku, Nona. Lagi pula, aku tidak punya
Jangan-jangan kamu masih dendam karena aku tuduh maling
mendengar percakapan mereka. "Bos, kayaknya k
atnya tetap sabar menghadapi wanita ini, tapi ada sesuatu tenta
♡
bertemu Arkhan lagi. Namun, ketika ia sedang berjalan menuju parkiran, sebuah mobil hitam
kata Arkh
suk ke mana? Aku nggak
a mengulangi perintah dua kali. Masuk s