Mafia Koplak: Kekacauan Cinta Antara Don Arkhan dan Si Bebeb Gila
asih kesal karena dilarang ikut campur saat mobil terbakar beberapa waktu lalu. Padahal, menurutnya, ia bis
e ini," gumamnya sambil
. Ia mengamati Yara dengan tatapan waspada, seperti sedang men
kenapa, sih? Dari tadi muka kamu kayak
a, kamu tuh ya, kerjaan kamu cuma ngomel-ngomelin aku aja. Kenapa
Puji apanya? Kalau bikin masalah, kamu juaranya. K
nggak ngerti kamu tuh. Aku tuh
ok Arkhan muncul dari balik pintu, wajahnya tetap seperti biasa: dingin tanpa ekspresi. Tapi
ta ada perkembangan soal Damar. Dia
h selatan? Apa dia sudah mulai
an beberapa orang kita. Aku butuh kamu unt
ng mendongak. "Eh, Damar? Mantan
tegas, membuat Yara langsung te
pi.
am.
knya mulai berputar. Damar adalah masa lalunya, seseorang yang pernah ia cintai sebe
-
ra tetap duduk di sofa, berpura-pura tidak pedul
ncana lebih lanjut, Yara melihat ini sebagai peluang. Ia mengen
ajak aku, aku bikin cara
ring membantunya. Tidak butuh waktu lama, ia menemukan Bayu sedan
Yara sambil
iri tegak. "Iya, B
panggil aku Mbak Yara aja. G
gu. "Tolong ap
uh semangat. "Aku mau pergi ke wila
Yara, itu daerah bahaya. Saya nggak bi
bahu pria itu dengan gaya sok akrab. "Aku ini istri
Yara
. "Kalau kamu nggak mau temenin aku, aku bilan
itu tidak sepenuhnya serius, tapi te
irnya, meskipun jelas-j
ah, gitu dong! Kamu mema
-
organisasi Arkhan. Saat tiba di sana, Yara langsung merasa suasananya berbeda. T
h kecemasan. "Mbak Yara, saya rasa ini ide yan
tuh parnoan banget. Lihat aja,
pi.
ayu. Aku tahu apa
menjadi pusat aktivitas di wilayah itu. Ia tidak peduli deng
a dengan nada rendah, membahas ancaman dari Damar. Tapi pembica
a!" seruny
bahkan terlihat bingung, seolah tidak
akhirnya bicara. "Apa yan
"Aku cuma mau lihat-lihat. Denger-denger,
itu tampak k
ra, hanya bisa menggelengkan kepala
suara ledakan kecil terdengar dari luar. Semua
a Yara dengan n
engan tatapan serius. "Bu Yara, Anda h
ah. Aku mau tahu a
pa orang bersenjata terlihat mendekat ke gudang, wa
e tempat aman. "Mbak Yara, k
ku mau
k? Ini bukan tempa
ambil sesuatu dari tas kecilnya-sebuah botol keci
ara, it
aku," jawab Yara sam
penyerang. Botol itu pecah, mengeluarkan asap tebal be
k salah satu penyerang
"Aku bilang juga apa
-
ah selatan, ia langsung marah besar. Ia meninggalkan ra
n kacau balau. Beberapa anak buahnya terkapar,
iri dengan wajah bangga, sementara Bayu terli
han menggema di s
g pudar ketika melihat ekspresi Arkha
anya tajam menatap Yara. "Apa
a mau ba
ng Arkhan deng