Mafia Koplak: Kekacauan Cinta Antara Don Arkhan dan Si Bebeb Gila
di sini, ya. Kita semua tahu
anya serius. Yara yang tadinya sudah bersiap melangkah maju, tiba-tiba
usuh sambil tidur," jawab Yara dengan ekspresi polos, meskipun dalam hatinya ia
"-ya, hanya Yara yang berani memanggil bos mafia itu dengan panggilan menggelikan-"Tolong, deh. Kas
ngin, seperti biasa, tapi ada sedikit kerutan di keningnya. Ia tahu, benar-benar tahu,
. "Dengar Rendra. Jangan macam-macam.
engan tatapan penuh protes. "Aku tuh nggak pernah niat biki
an sambil mengusap pelipisnya. "A
n untuk menyebutnya "koplak". Tapi sebelum ia sempat membalas, pria muda yang tadi
ahat. Tempatnya nyaman kok, dan jauh dar
itu. Tapi sebelum melangkah, ia sempat melirik Rendra da
idak menjawab. Hanya tatapan tajamnya yang mengi
♡
luas, dengan sofa empuk di sudut dan jendela besar yang menghadap ke taman bela
adi. "Kalau ada yang Ibu butuhkan, tinggal
ggil aja aku Yara," jawab Yara sambil
yu, Bu-eh,
Bayu. Kamu baik banget. Kalau ak
ekali, tapi pikirannya tidak bisa diam. Ia mulai memikirkan Arkhan, Rendra, dan semua orang di rumah besar ini. Dunia m
umam Yara sambil memainkan ujung rambutnya. "Kala
itu berisi kopi hitam, dan aromanya menggoda. Yara tidak tahu kopi itu milik sia
um ini? Nggak ada gulanya, apa?" keluhn
ini ia meminumnya sambil menahan napas. Entah kenapa, mes
"kopi pahit", tiba-tiba pintu ruangan
bak Yara
uara ledakan kecil dari arah taman. Yara lan
berkata, "Sepertinya ada masalah kecil di luar. Mb
u. Rasa penasarannya sudah menguasai dirinya.
ini bukan te
keluar ruangan, meninggalkan Bayu y
itam tampak terbakar di salah satu sudut, dengan asap tebal membumbung ke udara. Beberapa
ru Yara tanpa sadar, m
menoleh ketika mendengar suara itu. Wajahnya seketika berubah kesal.
lihat tak bersalah. "Aku nggak biki
berjalan mendekati Yara dengan langkah cepat. "In
s besar. Masa aku nggak boleh tahu apa yang terjad
t dengan Yara sama sekali tidak ada gunanya. "Sudah, balik ke
?" Yara bertanya, tapi sebelum Rendra sempat
ar
ngin dan mengintimidasi. Para anak buahnya langsung m
tanya Arkhan, suaranya
jelas ia gugup. "Aku cuma mau l
n mata tajam, membuat wanita itu merasa seperti an
acam," kata Arkhan akhirnya. "T
kok. Serius," balas Yar
tangannya. "Rendra, bawa dia ke dalam. Jangan b
gak mau dikurung di
ali ke arah mobil yang terbakar. Rendra, meskipun merasa s
tanya, mencoba
pi
a, kali ini nada su
inya, ia merasa tidak adil. Ia hanya ingin membantu, ata