Terpaksa Jadi Ibu Surogasi
ndengar kabar dokter. Ia merasakan campuran lega dan cemas, seolah-olah dunia ini memberinya tantangan yang lebih besar dari yang pernah ia bayangkan
u. Ia tahu, ia tidak bisa mengandalkan siapa pun lagi. Daniel dan Vera, orang-orang yang pernah ia p
awal dari lembaran baru. Hari pertamanya di kantor itu, ia mengenakan pakaian yang rapi, dengan sedikit riasan untuk menutupi kantung mata akibat malam-malam tanp
epannya. Ia adalah Adrian, pemilik perusahaan. Karina merasakan detak jantungnya berdebar saat mata mereka bertemu sejenak. Ada aura ku
njutkan langkahnya tanpa sepatah kata pun. Karina menarik napas dalam, berusaha mengab
n dengan nada suara yang tegas, nyaris tanpa emosi. Namun, ada kalanya Karina merasakan kehangatan yang
engar suara langkah kaki mendekat. Ia menoleh dan mendapati Adr
beberapa hal yang ingin saya diskusikan tentang proyek
n berdampingan. Dalam hatinya, Karina bertanya-tanya apa yang sebenarnya dirasakan oleh pria ini di bali
a ia membuka dokumen yang dibawanya. Namun, sesekali, tatapan Adrian be
ng proyek ini?" tanya Adrian tiba-t
, ada beberapa bagian yang mungkin bisa kita optimalkan lagi," ja
awaban Karina. "Bagus. Saya suka cara A
kali pandangan mereka bertemu, Karina merasakan ada sesuatu yang tak terucapkan, seolah ada magnet yang menarik mereka satu s
olah-olah sedang merenungkan sesuatu. Sementara itu, Karina, dengan perasaan campur aduk, kembali ke mejanya dan berusaha fokus pad
-
esekali masih muncul, menghantui pikirannya. Namun, ia menolak untuk menyerah. Kehadiran bayi dalam kandungannya membuat
iliki agenda tersembunyi yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Ada kebencian dalam tatapan mata Vera saat melihat Karina, namun di balik kebencian itu,
-
eka kerjakan. Kali ini, pertemuan mereka berlangsung lebih lama dari biasanya. Adrian mengajaknya untuk ma
alunya, tentang bagaimana ia harus menjadi pewaris perusahaan di usia muda, dan tekanan yang selalu mengikutinya. Karina m
ar pasti menyenangkan," ujar Karina pelan,
kenyataannya, ini jauh dari apa yang mereka bayangkan. Ada ba
i kata-kata Adrian. Mungkin, ia pun merasakan hal yang sa
esamaan daripada yang saya duga," ujar
"Mungkin. Dan itu membuat saya ... tertari
alam tatapan pria itu, sesuatu yang membuat Karina merasa tak mampu berpaling. Ia tahu,
neh itu terus menghantui mereka berdua, seolah ada magnet yang semakin kuat menarik mereka sat
-
i sebuah pesan tak terduga di ponselnya. Dari nomor yang t
los begitu saja, Karina.
tahu, ini pasti dari seseorang yang
balas pesan itu, mencoba mencsudmu? S
emudian, pesan
dan aku akan memast
nyata, dan entah bagaimana, ia merasa Vera ada di balik ini. Mungkin, sahabatnya yang d
n tiba-tiba muncul dalam pikirannya, seolah-olah hanya pria itu yang bisa memberinya perlindungan. Namun, ia sadar bahwa
ancaman datang menghampiri, ia akan terus melangkah. Namun, perasaan takut i