Terpaksa Jadi Ibu Surogasi
adi dalam hidupnya, pekerjaan ini menjadi tempat pelarian yang menenangkan. Ia menikmati
an perasaan aneh yang ia sendiri sulit jelaskan. Pria itu, dengan sikapnya yang din
pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk. Adrian masuk denga
Anda ada wak
rian yang tegas. Ia mencoba menyembunyikan rasa gugup yang
a. "Ini laporan yang akan kita presentasikan s
Pak? Tapi biasanya ... b
ya tetap pada Karina. "Anggap ini kesempatan. Saya ingin meli
gan tangan sedikit gemetar. "B
k pergi. Tapi sebelum mencapai pintu,
gak, menunggu
ri. Tidak ada ruang untuk
mbuat jantung Karina b
-
apkan presentasinya. Ia duduk di kantin kantor dengan laptop
erjaannya, suara familiar m
nak sebelum mengena
ar, terlihat begitu ramah seperti dulu. "
oba menyembunyikan rasa tidak nyaman. "
i. Aku dengar kamu sekarang kerja d
senyum tipis. "I
tikan Karina dengan cermat. "Aku tahu hubungan kita belakangan ini ..
maksud di balik senyum itu. "Vera,
. "Aku ngerti. Aku cuma pengen kita mulai dari awal l
i ia juga tidak ingin menimbulkan k
i matanya yang Karina hampir tidak sadari
-
ran di layar komputernya ketika ponselnya b
isa bicara
Alicia semakin jauh, seperti jurang yang tak lagi bisa dijembatan
erjaannya. Namun, ketukan di pintu mengalihkan perh
i Adrian berikan. "Pak, saya mau konf
elipat tangannya di dada.
ka di halaman ini berbeda dari laporan sebelumnya. Say
jeli, Nona Karina. Itu memang perubahan yang saya buat. Saya sen
. "Jadi ... ini
begitu. Dan
Ia menghela napas, lalu ters
ang berbeda dari orang lain di kantor ini. Ia sendiri tidak
ntasi nanti?" tanya Adrian,
Pak. Meski sejujurnya
Anda mampu. Percaya
ih percaya diri. Ia mengangguk mantap. "Ba
-
sentasikan laporannya dengan baik. Ia menjelaskan dengan jelas dan percaya
ng meja, tersenyum kecil
ang sedang merapikan dokumen di meja. "Kerja bagus
Terima kasih, Pak. Itu b
ergi. Tapi di dalam hatinya, ia mer
-
dari biasanya. Alicia sudah menunggunya di ruan
a sekarang?" tanyany
uduk di sofa. "Apa yang
bunyikan, Adrian. Dan aku nggak aka
Tidak ada yang aku sembunyikan,"
bodoh? Aku tah
emperpanjang argumen ini. "Ak
"Kalau kamu nggak mau jujur,
kah ke kamar, meninggalkan Alicia
-
ya. Ia mencoba menenangkan pikirannya setelah hari yang panjang. N
udah d
us datang dari nomor yang tidak ia kenal. Ia memand
an jendela, mencoba menenangkan dirinya
bayang-bayang gedung, memandang ke arah jend
apan kamu bisa bertahan," gum
Contin