Terpaksa Jadi Ibu Surogasi
artemennya, memandangi pemandangan kota yang dipenuhi gemerlap lampu. Di tangannya, surat yang ia temukan di rumah tua
akrab di lidahnya. Bagaimana mungkin seseorang yang ia anggap sahabat b
lnya, ragu-ragu
u bicara. Temui ak
arina merasa jantungnya berdegup kenc
-
tempat mereka bertemu di masa lalu. Dengan rambut yang tertata rapi dan senyu
emu malam begini?" tanya Vera sambil melep
tahu kenapa aku memanggilmu, V
ar sinis di telinga Karina. "Kebenaran? Seja
as. Ia mengeluarkan surat itu dari tasnya dan meletakkannya di
bentar, lalu beralih ke Karina. "Jadi, akhirnya kau tah
Karina menahan gemetar di suaranya. "Aku
"Apa gunanya aku memberitahumu, Karina? Kau pikir kau akan menerima ke
petir di siang bolong. Bibirnya terbuk
uku. Ia datang dengan janji-janji manis, lalu meninggalkan kami tanpa apa-apa. Ibuku
ah mendengarnya dari Bibi Laila, tetap saja mendengar fakta i
a tahu, Karina. Dan kau tahu apa yang paling menyakitkan? Kau, putri kesayangan yang mendapatkan
ya. "Jadi ... semua ini? Kau tidur dengan Daniel, meng
ng aku rasakan. Kehilangan, pengkhianatan ... rasa hancur. Dan ter
ewa, dan sedih bercampur menjadi sat
dikit melembut. "Aku tidak membencimu. Aku hanya ingin
uh air mata. "Tapi kau menghancurkan ku, Vera. Kau menghancur
berkata dengan suara rend
-
i sofa dengan gelas anggur di tangannya. Matanya yang tajam mengawasi Adri
nyembunyikannya lagi, ya?" su
p dingin ke arah istrinya. "Ap
kan," jawab Alicia, senyumnya
mencoba mengontrol emosinya.
ir aku akan diam saja melihat suamiku b
am. "Kau bahkan tidak peduli dengan pernikahan ini, Ali
peduli dengan pernikahan ini. Tapi aku peduli dengan apa yang bisa kudapatkan darimu. Dan
ahan amarah. "Karina tidak ada hubunganny
cia berkata dengan senyum beracun. "Ta
i tubuhnya. Ia tahu Alicia bukan or
-
g berat. Pikirannya penuh dengan apa yang dikatakan Vera.
intu apartemennya berbunyi. Dengan langkah ragu, ia
a yang Anda lak
ekspresi yang sulit diart
i belakangnya. "Ada apa?" tanyanya, meskipu
rjadi kau dan Vera." Karena Karina diam, ia pun melanjutkan, "Mulai sekarang, jika di
memikirkan soal permintaan Adrian soal panggilan it
drian, suaranya berat. "Dia tahu
ya pegawai biasa di kantor, kurasa masalah ini tak akan mengganggu pekerjaanku, bukanka
bantu jika kau kesulitan, terlebih jika Jonathan mengganggumu, aku juga sedang mencari tahu kenapa dia begitu peduli tentang kehidupa
napa kau peduli padaku? Aku hanya pegawai biasa. Ata
ghapus air matanya. "Karina, kau lebih dari
itu. Tapi sebelum ia bisa menjawab, ponse
lepon itu dengan tanr panik. "Aku butuh bantuanmu
apa y
kalimatnya, suara di telepon terputus,
ata penuh kekhawatiran. "Ada s
k. "Kita harus p
n apartemen, tidak tahu bahwa apa yang menunggu mereka di luar
Contin