Terpaksa Jadi Ibu Surogasi
pi, hanya terdengar suara langkah kakinya yang menyusuri koridor. Di tangannya, ia membaw
rina tertulis di berkas itu, sebuah nama yang sebelumnya ia pikir hanyalah salah satu ibu pengganti yang telah dipilih ole
yimpan ini sendiri. Ia harus memberi tahu Adrian-dan mungkin juga
-
arik perhatian. Pikirannya melayang pada Karina, pada perasaan aneh yang terus tumbuh setiap kali ia berada di de
bergetar. Nama Dr. G
an nada heran. Sudah berbulan-bulan sejak
serius. "Saya perlu bertemu dengan
pa? Tidak bisakah Anda me
yang harus dibicarakan secara langsung. Be
berdetak lebih cepat. "Ba
-
ntang kehamilannya sudah ia terima sejak beberapa minggu lalu, tetapi ia masih sulit mempercayai apereka mendapati sahabatnya itu tidak berada di apartemennya. Hanya pesan singkat yang ditinggal
a tampaknya memiliki bagian rahasia yang terus menghantui hidupnya. D
-
tu. Ia langsung dibawa ke ruang konsultasi pribadi, di ma
g, Adrian," ujar Dr. Gita
n, nada suaranya tegas. "Ap
ya. "Beberapa bulan lalu, ketika Anda dan Alicia memutuskan untuk
alis. "Kesalahan
ng seharusnya dilakukan pada ibu pengganti yang terdaftar tern
r. Gita dengan mata melebar. "Karina?" Ia hampir t
. "Saya sudah memverifikasi semuanya. Tidak ada k
gemetar. "Bagaimana mungkin ini terjadi? Bagaimana
ar Dr. Gita. "Tapi ini kenyataan yang harus kita hadapi sekaran
k untuk dicerna. Bagaimana mungkin Karina, wanita yang belakangan
-
ian tiba-tiba masuk ke ruangannya tanpa mengetuk. Waj
Ada apa?" tan
tidak ada yang mendengar mereka.
upan mulai merayap di tubuhnya.
memilih kata-kata yang tepat. "Karina ...
emucat. Ia tahu apa yan
tu," lanjut Adrian. "Dan dia juga memberitahuku
kursinya, menatap Adrian dengan mata penuh ai
nya penuh campuran emosi-marah, bingung, dan juga ter
aku bingung harus mengatakan apa padamu." Karina membalas dengan suara yang bergetar. "Kau pikir aku ingin ini
raktek Dr. Gita yang memang sudah menunggunya, dan fakta itu baru saja ia terima, m
tahu Karina tidak bersalah dalam situasi ini, tetap
hal," kata Adrian akhirny
ar meskipun hatinya hancur. "Aku tidak tahu, Adria
a dengan lembut. "Kita akan melal
ruangannya tiba-tiba terbuka. Alicia berdir
icia. Matanya menatap Karina dengan penuh kebencian, lalu
encoba menenangkannya. "Ini bu
kau tidak sedang mencoba membangun keluar
"Alicia, ini tidak seperti yang kau
ong Alicia tajam. "Kau hanya orang k
n tajam Alicia. "Alicia, cukup. Ini bukan salah Kari
pikir aku akan membiarkan ini begitu saja? Kita l
an, meninggalkan Adrian dan Karina da
egitu rapuh. "Aku tidak akan membiarkan d
ih penuh dengan ketakutan. Ia tahu bahwa apa
Contin