Terpaksa Jadi Ibu Surogasi
tunangannya, ia meremas buket bunga dan hadiah kecil di tangannya. Perasaan gugup dan bahagia bercamp
erbuka, bukan kebahag
sampingnya, seorang wanita berdiri terlalu dekat. Vera. Sahabat yang ia percayai se
katanya menggantung di udara. Vera hanya menatap Karina dengan sen
marah, sakit hati. Rasanya seperti ada yang mencengkeram k
arina tak ingin mendengarnya. Tak ada lagi yang ingin ia
au jelaskan, Daniel? Bahwa kau berkhianat di belakangku?
ina, ini adalah risiko dari hubungan jarak jauh. Kau yang memilih per
h. "Salahku karena percaya pada kalian? Salahku karena berpikir kalian, o
wajahnya panik. "Karina, ini... ini
enuh kemarahan. "Kau tidak tahu bagaimana menghargai perasa
Sementara itu, Vera tersenyum sinis, se
ik Karina, suaranya bergetar. "Dan Vera ...
boleh berkata apa saja, tapi kenya
p pintu, seperti menutup babak hidup yang paling kelam. Begitu keluar dari gedung, hujan mulai tumenghujam di dalam dada. Setiap kali melangkah, bayangan Daniel dan Vera muncul, menghantui benaknya. Kari
k. Tanpa sadar, ia bergumam, "Kenapa?" suaranya tenggelam dalam hujan. Tapi tak ad
ia sadari. Suara klakson memecah keheningan, dan sebelum ia sempat be
eketika
-
Karina merasakan nyeri di tubuhnya. Ia menghabiskan beberapa waktu di rumah sakit sebelu
k dari kecelakaan dan obat-obatan yang harus ia konsumsi. Namun, rasa mual itu semakin s
emakin lemah. Dokter menanyakan beberapa hal tentang keluhannya dan memutusk
uk menemui dokter di ruangan konsultasi. Karina masuk dengan raut wajah lelah,
ta serius. "Nona Karina, kami sud
gguk, menunggu deng
a lebih dari sekadar efek samping kec
embeku, sulit percaya dengan apa yang baru saja ia
Karina. "Kami memastikan hasilnya dengan pemeriksaan lanjutan. Kondisi Anda
agaimana mungkin? Tubuhnya terasa lemas, dan ia hanya bisa memandang kosong k
k menjaga kehamilan Anda. Jika Anda butuh konseling atau ingin berkonsu
p sisa energi yang ia punya. "Terima kasih, Dok. S
Tentu, Nona Karina. Kami akan s
-
ng tak tertahankan, rasa pusing yang semakin parah, serta nyeri dari sisa-sisa kecelakaan membuatnya harus kembali ke rumah sakit. Kondisinya belum st
enatap langit-langit. Pikiran dan perasaannya berkecamuk, mencoba mencerna perubahan besar dalam hidupnya. Setiap hembus
mberinya ketenangan. "Nona Karina, jika Anda membutuhkan seseorang untuk mendengar, ka
meski tubuh dan pikirannya terasa begitu rapuh.
nya. Karina memejamkan mata, membiarkan air mata yang sejak tadi ia tahan akhirny
uk bayi yang kini tumbuh di dalam dirinya. Perlahan ia menyentuh perutnya yang masih datar, berusaha menerima kenya
hati yang penuh luka, Karina berbisik pada dirinya sen