Perselingkuhan Panas, Aku Dan Majikanku
ayang. Keduanya berjalan di sepanjang lorong menuju kamar mereka dan meng
Wulan dengan suara lembut, sam
kan waktu bersama. Mereka sudah menunggu malam ini selama berbulan-bul
." bisik Boy seraya merangkul Wulan dengan b
ndekatkan wajahnya ke wajah Wulan. Dengan lembut, ia menciumnya, seolah-olah ini adalah momen yang telah lama ditunggu. Wulan pun membalas dengan pe
n tersebut. Nafas Wulan tercekat sejenak, terserap dalam perasaan bahagia yang meluap. Dengan perlahan, ia mendekatkan dirinya, merentangk
akal, dan mulai membuka semua kancing kemeja yang dipakainya satu per satu. Wulan mengikuti langkah Boy dan tergesa-gesa mem
s tempat tidur yang empuk, berada dalam pelukan mesra dan penuh gaira
tangan Boy, menggulingkan tubuhnya yang sebelumnya berada diatas tubuh Wulan
y." bisik Wulan, memandang mat
amu, Sayang." jawab Boy sambi
pada dadanya. Sementara, Boy merayap ke atas batang tubuhnya
ntuk merasakanmu." bisik Wulan,
rjalanan eksplorasinya, membiarkan setiap sentuhan menggambarkan perasaan yang mendalam. Ge
ya ke segala arah yang Boy suka. Suara nafas mereka bergabung me
u sambil mem
g dirajut oleh tangan-tangan Boy, merasakan detak jantung mereka sinkron seiring dengan intensitas gairah yang meningkat. Dalam d
ma lain, kedamaian dan ketenangan menyelimuti keduanya, seolah tidak ada dunia lain di luar sana. Setelah beberapa saat dalam keheningan yang penuh rasa nikmat dan puas, mereka mulai mengen
kata Boy, sambil membelai rambut
itu. I love you, Boy." jawab W
cup kening Wulan, "I love
biarkan bertukar kata kasih sayang. Kemudian, ti
au kita menikah?" tany
u tersenyum sendiri, "Aku pikir kamu nggak
tahun. Aku tahu, aku mencintaimu, begitupun dengan
mu, tapi aku nggak bisa menceraika
gan penuh kekecewaan. Ia tak t
tapan tajam. "Aku pikir kamu akan segera mence
anya, "Aku benar-benar mencintai kamu, tapi aku nggak bisa meninggalkan Mas Ares. Keluar
Wulan. Ia melihat Wulan dengan tatapan serius dan ia merasa kecewa dan t
s dikatakan lagi. "Aku benar-benar minta maaf, Boy. Aku selalu
epatah katapun, ia hany
erangkum pipi Boy, tetapi Boy mal
mencoba mengendalikan emosinya yang sedang tidak stabil. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Wulan
Tapi, akhirnya Boy memutuskan untuk keluar dari kamar hotel tersebut tanpa mengu
u dan berbisik seakan-akan Boy sedang berada di sisinya, "Aku sangat menyayangimu,
hampir hilang saat akhirnya ia berkata dalam hati, "Aku tahu kalau aku telah membuat keputusan yang sangat sulit, tetapi aku nggak tahu apa yang haru
gguhnya cinta itu tidak semudah yang ia pi
tanggung jawab sebagai anak keluarga. Meski keputusannya mungkin tidak ada yang men
taan riil dalam kehidupan. Dialah yang bertanggung jawab untuk memastika
an untuk menelepon Boy. Namun pangg
a sekali tidak pernah diangkat oleh Boy. Takut mereka berpisah karena keputusan
ngetik sebuah pesan singka
lagi. Aku berharap kita bisa tetap berjalan bersama, dan aku
ia bersedia untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. Mengenai kebahagiaan, ia akan menentukan
i
a ya ketempat arisan kamu. Ini sudah terlalu malam.
g selalu perhatian berlebihan padanya d
perlu! Aku l
r!" cibir Wulan se