Perceraian & Kesuksesan Amara
rta, tempat di mana gedung-gedung tinggi berdiri dengan angkuh, bersinar di bawah sinar matahari senja. Ruang yang tadinya terasa seperti tempat perlindungan kini terasa hampa, seak
menarik perhatian dunia mode dengan keahlian dan inovasinya. Namun, di balik senyuman yang menawan dan pujian yang diterimanya, ada r
, ke saat di mana Rafael masih menjadi satu-satunya alasan ia bangun setiap pagi. Pria itu, dengan mata yang bisa menembus jiwa dan senyum yang mampu membuatnya merasa di rumah, telah menjadi bagian penting dar
elalu tahu kapan Siska membutuhkan waktu sendiri, menyadarkannya dari lamunannya. Rina berd
ngin mengecewakan Rina. "Aku akan pul
an dalam keheningan Rina, seolah-olah asisten itu tahu bahwa Siska sedang b
irannya terlempar ke malam ketika mereka berteduh di bawah hujan yang turun deras, Rafael memeluknya dengan hangat dan berkata, "Selama huj
li berbeda. Siska membuka mata, mencoba menepis bayangan itu. Ia tidak ingin kembali ke tempat yang pen
an Siska menggigil, dan untuk sejenak, hatinya hampir melompat keluar dari dadanya. Apa yang dia ingin katakan? Apakah dia benar-benar ingin berbicara dengannya
seolah ingin menghancurkannya. "Aku
bisa melepaskan semua rasa sakit itu. Namun, saat itulah, pintu terbuka dan langkah-langkah cepat terdengar
erasaan bingung dan emosi yang campur aduk memenuhi ruangan. Seperti malam itu, pria itu seo
berkata apa, dan tatapan pria itu yang penuh penyesal
Siska bayangkan. "Tapi aku tidak bisa meninggalkan kota tanpa melihatmu, Siska. Aku har
dak punya hak untuk datang seperti ini, Rafael. Kau sudah meninggal
tahu, dan aku tidak bisa menyesali cukup dalam. Tapi hidupku tidak akan lengkap jika aku ti
apa dalamnya rasa sakit yang dia bawa. Rafael, dalam segala kekurangannya, selalu memiliki kemampuan untuk membangkitkan emosi yang sama sekali tidak bisa dia
h dengan kesedihan dan penyesalan, berjalan lebih dekat, mendekatkan diri pada Siska. Ada jarak di antara mereka yang tak
khawatir. Aku tidak membutuhkanmu untuk mengawasi kehidupanku," kata Siska
sakit itu dengan kehadirannya. "Siska, aku tidak bisa berjanji bahwa aku akan
air matanya. "Rafael, aku tidak bisa. Aku tidak bisa seperti dulu. Aku sudah me
ukan, dia tidak bisa mengubah keputusan Siska. Tapi di dalam hatinya, dia tahu satu hal: dia tidak akan p
ir hilang. "Aku hanya ingin tahu jika kau sudah
ang yang berkilauan tampak seperti simbol dari rasa sakit dan kebahagiaan yang saling bertaut. "Rafael, beb
ataan yang harus dia terima, bahwa hidupnya tidak akan pernah sama tanpa Siska, tetapi mungkin, suat
uang itu, meninggalkan wanita yang selalu dicinta