Way To Love
h 6 pu
ya terletak di jantung kota, dikelilingi oleh suara bising kota yang tak pernah tid
ndela, menatap kerumunan orang yang berlalu-lalang, mobil-mobil yang melaju cepat, dan gedung-gedung tinggi yang menjulang ke langit. "
alah hal pertama yang akan menarik perhatian, dan hari ini dia ingin tampil maksimal. Dengan riasan m
trotoar, merasakan energi kota yang mengalir dalam dirinya. Setiap langkah membawanya lebih dekat pada
dengan para kontestan yang juga memiliki mimpi yang sama. Saat dia melangkah masuk, suara
an memilih model yang akan bekerjasama dengan perusahaan mereka," uca
ih kuliah?" tanya yang l
i perusahaan keluarganya," sahut peserta l
'Wah, sehebat apa sih tuan muda Johnson itu? Kenapa semua orang ter
ya tiba saatnya untuk Sweet. Dia bisa merasakan detak j
9, Sweet
ggap tidak hadir. Dengan nafas dalam-dalam, dia melan
me
ngan senyum termanis yang ia miliki. Namun, senyumnya tiba-tiba pudar saat i
enyembunyikan diri dengan cukup baik selama e
dimulai?" tanya salah seorang juri, m
k bisa lepas dari Sweet, seolah
dalah Ethan Johnson? Apes!' gerutu Sweet dalam hati,
talkan penyertaan ini," celetuk Sweet t
. Di depan mata, peluang sukses terbentang luas, namun Sweet
talkan penyertaan ini," ucap Ethan dengan
nampilannya pun jauh berbeda dari pria yang pertama kali ia temui
aa
ng Ethan cepat, seolah tak membe
u Sweet, berusaha mengusir r
njang. Mereka pasti lelah menunggu jika ia terus berlama-lama. Dengan tekad, Sweet pu
e dalam ruangan audisi, salah seorang juri sempat mengatakan pada Ethan bahwa ad
uangan dengan napas lega. Ia yakin audisi kali ini gag
nggil suara y
ruh baya yang mendekat. "Om Mike!" serunya,
lah ini siapa lagi? Apakah Amerika ini terl
a Mike, yang tak lain
ng tangan pria paruh baya itu sembar
t audisi
bena
api," kata Mike dengan nada hangat, tapi Sweet merasa canggung.
Yuk, ikut papi pulang ke ruma
da tante Lisa yang jelas tidak bisa menerima keberadaannya, ad
ike, menyentuh lem
" Sweet terdiam, berusaha mencari alasan yang tepat. 'Co
nam bulan kamu di luar sana. Waktunya pulang ke
eet, tidak percaya, da
g. Ia bukan takut, tetapi
ikut papi," kata om Mike, me
a berjanji dalam hati, ini adalah pertama dan terakhir kalinya ia akan melangkahkan
a habisnya, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah besar. Halaman rumah itu tampak asri, di
e dengan senyum lebar, seakan rumah terseb
isik Sweet dalam hati, menaha
ketika, Sweet merasa seolah kakinya terpasung di tempatnya berdiri.
" tanya Tante Lisa dengan nada lembut, seola
" suara Sweet tercekat, kata-ka
ni bicara tegas, yang tak ragu mengekspresikan pendapatnya? Keresahan itu menyelubungi d