icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Cinta Sang Pewaris

Bab 2 Ujian Kedua •_•

Jumlah Kata:1264    |    Dirilis Pada: Hari ini12:17

kecemasan. Semalam, setelah berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Nathan Albar, ia berharap b

telepon terdengar datar, tanpa basa-basi. Alya tidak tahu apakah itu kabar baik

berdiri di depan cermin toilet wanita, merapikan blus putihnya yang sudah mulai pud

a, Alya," bisiknya pa

yang besar dengan pintu kaca yang memantulkan bayangan tubuhnya yang tampak kecil

than Albar yang duduk di ujung meja dengan ekspresi dingin seperti biasa. Pandangan tajam pria itu seg

sapa Nathan dengan nada yang

mengambil tempat duduk di ujung meja, jauh dari Nathan. Suasana ruangan beg

s pertamamu. Namun, seperti yang kau tahu, perusahaan ini tidak membutuhkan orang yang hanya bisa bekerja

menjawab apa. Dia merasa setiap kata y

e matanya. "Oleh karena itu, kami akan memberikanm

egun. "Uj

u meluncur di atas meja dan berhenti tepat di depannya. Alya membukanya

di bagian pengadaan barang," jelas Nathan. "Vendor utama kami tiba-tiba memb

gan bingung. "Apa yang

Nathan dengan nada yang jelas-jelas menantangnya. "Dan bukan sembarang pengganti. Kami

adalah tugas yang sangat mustahil, terutama untuk proyek sebesar itu. Namun, di bawah tatapan tajam

wab Alya dengan suara mantap, meskipun

balkan bos b

aya pada kemampuan Alya. "Baiklah, kami akan melihat hasilnya lusa. Jika kau gagal,

asa berhasil menaklukkan satu tantangan, kini ia dihadapkan dengan rintangan yang lebih besar

*

ang ada di kontak lamanya. Namun, setiap telepon yang diangkat selalu berakhir dengan jawaban

an. Pikirannya terus berputar mencari solusi, hingga akhirnya dia teringat akan seorang tema

utuh bantuan besar darimu,"

a penuh rasa ingin tahu. "Alya? Sudah lama sekali tidak

a detik hening, Rio akhirnya menjawab, "Aku punya kontak dengan pemasok besar yang mungkin bisa memenuhi keb

a dengan penuh semangat. "Tolong

satu masalah: mereka hanya bisa bertemu malam ini di sebuah bar di da

rtemuan itu, meski ia merasa canggung harus m

*

n suara musik jazz dan tawa para tamu yang menikmati malam mereka. Al

eorang pria paruh baya dengan wajah tegas dan karismatik. "Alya, ini P

i jantungnya berdebar kencang. "Senang bertemu dengan Anda, Pak G

uah suara dingin yang sangat dikenal Alya terdengar dari belakan

ajahnya. Ia mengenakan setelan jas hitam yang sama elegannya seperti pagi tadi, na

las dia merasa terpojok. "Saya sedang mencoba

an bergantian, lalu melirik Rio dengan pandangan curig

a mendidih. "Tidak, Pak Nathan. Saya hanya

begitu dekat hingga Alya bisa merasakan aroma maskulin cologne yang dipakainya. "Kit

ton, tertawa kecil. "Bosmu cukup keras, ya? Kau

a hanya memastikan saya m

suka orang yang bekerja keras. Kirimkan proposal lengkapm

ya semakin sadar bahwa bekerja di bawah Nathan Albar bukanlah hal yang mudah. Pria it

*

lelah. Namun, sebelum ia bisa benar-benar beristirahat, teleponnya ber

athan terdengar dingin di seberang telepon. "Kau mungkin berha

utus sebelum Alya

tak peduli dengan kondisi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka