Cinta Sang Pewaris
kecemasan. Semalam, setelah berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Nathan Albar, ia berharap b
telepon terdengar datar, tanpa basa-basi. Alya tidak tahu apakah itu kabar baik
berdiri di depan cermin toilet wanita, merapikan blus putihnya yang sudah mulai pud
a, Alya," bisiknya pa
yang besar dengan pintu kaca yang memantulkan bayangan tubuhnya yang tampak kecilthan Albar yang duduk di ujung meja dengan ekspresi dingin seperti biasa. Pandangan tajam pria itu seg
sapa Nathan dengan nada yang
mengambil tempat duduk di ujung meja, jauh dari Nathan. Suasana ruangan beg
s pertamamu. Namun, seperti yang kau tahu, perusahaan ini tidak membutuhkan orang yang hanya bisa bekerja
menjawab apa. Dia merasa setiap kata y
e matanya. "Oleh karena itu, kami akan memberikanm
egun. "Uj
u meluncur di atas meja dan berhenti tepat di depannya. Alya membukanyadi bagian pengadaan barang," jelas Nathan. "Vendor utama kami tiba-tiba memb
gan bingung. "Apa yang
Nathan dengan nada yang jelas-jelas menantangnya. "Dan bukan sembarang pengganti. Kami
adalah tugas yang sangat mustahil, terutama untuk proyek sebesar itu. Namun, di bawah tatapan tajam
wab Alya dengan suara mantap, meskipun
balkan bos b
aya pada kemampuan Alya. "Baiklah, kami akan melihat hasilnya lusa. Jika kau gagal,
asa berhasil menaklukkan satu tantangan, kini ia dihadapkan dengan rintangan yang lebih besar
*
ang ada di kontak lamanya. Namun, setiap telepon yang diangkat selalu berakhir dengan jawaban
an. Pikirannya terus berputar mencari solusi, hingga akhirnya dia teringat akan seorang tema
utuh bantuan besar darimu,"
a penuh rasa ingin tahu. "Alya? Sudah lama sekali tidak
a detik hening, Rio akhirnya menjawab, "Aku punya kontak dengan pemasok besar yang mungkin bisa memenuhi keb
a dengan penuh semangat. "Tolong
satu masalah: mereka hanya bisa bertemu malam ini di sebuah bar di da
rtemuan itu, meski ia merasa canggung harus m
*
n suara musik jazz dan tawa para tamu yang menikmati malam mereka. Al
eorang pria paruh baya dengan wajah tegas dan karismatik. "Alya, ini P
i jantungnya berdebar kencang. "Senang bertemu dengan Anda, Pak G
uah suara dingin yang sangat dikenal Alya terdengar dari belakan
ajahnya. Ia mengenakan setelan jas hitam yang sama elegannya seperti pagi tadi, na
las dia merasa terpojok. "Saya sedang mencoba
an bergantian, lalu melirik Rio dengan pandangan curig
a mendidih. "Tidak, Pak Nathan. Saya hanya
begitu dekat hingga Alya bisa merasakan aroma maskulin cologne yang dipakainya. "Kit
ton, tertawa kecil. "Bosmu cukup keras, ya? Kau
a hanya memastikan saya m
suka orang yang bekerja keras. Kirimkan proposal lengkapm
ya semakin sadar bahwa bekerja di bawah Nathan Albar bukanlah hal yang mudah. Pria it
*
lelah. Namun, sebelum ia bisa benar-benar beristirahat, teleponnya ber
athan terdengar dingin di seberang telepon. "Kau mungkin berha
utus sebelum Alya
tak peduli dengan kondisi