Cinta Sang Pewaris
tidak akan berhenti mencari cara untuk menjatuhkannya. Tidak peduli seberapa keras ia bekerja, selalu ada saja yang dianggap salah di mata Nath
tuk bekerja lembur. Kantor sudah mulai sepi ketika jarum jam menunjukkan pukul 19.30. Ia berhara
gakui jika Ayla sang
mengenakan setelan jas hitam yang kini tampak lebih mengintimidasi di bawah penc
ih di sini," katanya dingin, melangka
etap tenang. "Saya sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan yang t
h lama, kau bisa mendapatkan simpati atau pujian dariku. Aku tidak terkes
embalas ucapan Nathan yang menusuk. Namun, rasa fr
emastikan pekerjaan saya selesai dengan baik. Jika Anda merasa tidak puas, saya selalu siap menerima kritik yang membangun. Tapi jika han
a kau bicara seperti itu padaku. Kau pikir kau siapa? Ha!" Matanya menya
ang, meski dalam hati ia merasa gentar. "Jika ada yang tidak beres, saya akan memperba
di lantai marmer, hingga ia berdiri begitu dekat dengan Alya. Jarak mereka hanya beberapa
esis ular. "Karena aku tidak percaya padamu. Kau mungkin bisa menipu direksi den
ngah. "Apa m
sekarang mencoba mengambil alih proyek-proyek penting. Kau pikir aku tidak tahu apa permaina
n kecurigaannya. "Saya tidak punya motif tersembunyi, Pak Nathan. Saya hanya ingin bekerja de
pi ingat ini, Nona Alya, aku akan terus mengawasimu. Sedikit saja kau mela
erdiam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu cepat. Ia tahu, sejak hari pertama bekerja di Albar Group, bahwa Nath
*
kantor lebih awal, berharap bisa menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum Nathan atau rekan-rekan kerjanya tiba. Na
oran penjua
ntuk masalah peng
aru untuk rap
lah-olah Nathan sengaja menumpuk pekerjaan padanya untuk melihat apakah dia akan gag
mnya pelan. "Aku akan menyelesaikan semuanya, dan kau tidak akan punya alasan
ya. Setiap kali ia menyelesaikan satu tugas, Nathan akan mengirim email baru dengan permint
kau tidak berhenti bekerja," kata Rina
lah, menerima kopi tersebut. "Aku harus
emang terkenal suka menekan karyawan baru, tap
egas. "Jika ini ujian untuk membuktikan
*
ngirimkan email balasan dengan lampiran yang diminta, lalu meregangkan punggungny
ng," suara Nathan terdenga
pintu dengan sopan dan masuk setelah dipersilakan. Nathan sedang duduk di
minta," Nathan berkata tanpa melihat Alya. "
ngung dengan apa yang dimak
nusuk. "Kenapa kau begitu bersemangat? Apakah kau benar-benar
pertanyaan tanpa dasar dari Nathan. "Saya hanya in
di depan Alya. "Aku tidak percaya pada orang yang terlalu sempurna,
terasa sesak. "Saya tidak punya niat buruk, Pak Nathan. Jika Anda tidak percay
k penting yang harus diselesaikan dalam waktu seminggu. Jika kau bi
Pak?" tanya Al
than dengan mata bersinar penuh tantangan. "Aku ingin ka
lah kesempatan besar baginya untuk membuktik
itu dengan nada sarkastik. "Kau punya waktu
hanya sekadar proyek biasa, tapi ujian terakhir yang bisa menentukan nasibnya di Albar Gr
sun strategi. Nathan boleh saja menjadi musuh terbesarnya